Jumat 18 Mar 2022 12:38 WIB

Memadu Ekosistem Penyeberangan dan Pariwisata

Penyeberangan dan pariwisata dipadukan demi menghadirkan pelayanan yang lengkap

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Gita Amanda
Kapal penyeberangan yang dioperasikan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) tengah bersandar di Pelabuhan Padangbai, Bali. Sumber:
Foto:

Mengejar pertumbuhan usaha berkelanjutan

 

ASDP Indonesia Ferry memiliki mimpi untuk tetap bisa mengejar pertumbuhan usaha berkelanjutan meskipun. Pendanaan besar pun dibutuhkan untuk mewujudkan semua inovasi pengembangan layanan dan integrasi wisata waterfront.

Sejumlah rencana pun dilakukan untuk menguatkan perusahaan. Akuisisi PT Jembatan Nusantara, Initial Public Offering (IPO), hingga rencana penerbitan Medium Term Note (MTN) pun dibuat.

Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin memastikan saat ini proses menuju IPO yang ditargetkan pada 2022 masih terus bergulir. "IPO prosesnya masih berjalan dan sedang pada tahap persetujuan privatisasi," kata Shelvy.

Kementerian BUMN sebagai pemegang saham ASDP masih terus menggodok rencana IPO tersebut. Terlebih pada tahun ini diperkirakan banyak BUMN yang juga berencana melantai di bursa.

Jika tahun ini IPO tidak terealisasi, ASDP berencana menerbitkan MTN sebagai alternatif pendanaan. "Kami mungkin mengambil langkah menerbitkan MTN untuk pendanaan namun tergantung keputusan pemegang saham," jelas Shelvy.

Melalui IPO, ASDP menargetkan dana segar Rp 3,5 triliun hingga Rp 4,5 triliun. Sebab rencana investasi ASDP dan anak usaha mencapai Rp 6,5 triliun dan sebagian besar diproyeksikan akan didanai melalui IPO atau instrumen keuangan lainnya.

photo
Menteri BUMN Erick Thohir dan Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi mengecek pembangunan proyek Bakauheni Harbour City pada 15 Oktober 2021. - (Dok: Humas ASDP Indonesia Ferry)

 

Sebelum mencapai kepada rencana tersebut, ASDP lebih dulu mengambil langkah dengan mengakuisisi PT Jembatan Nusantara. Aksi korporasi tersebut menjadikan ASDP sebagai operator dengan armada terbesar.

ASDP sebelumnya memiliki 166 unit kapal. Setelah mengakuisisi Jembatan Nusantara, armada yang dimiliki ASDP bertambah menjadi 219 unit.

Pengamat transportasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengungkapkan, saat ini memang sudah waktunya ASDP untuk terus memperkuat pelayanannya. Akuisisi tersebut menurut Djoko menjadi langkah yang tepat agar ASDP dapat bersaing dan memberikan pelayanan yang maksimal.

"Kalau secara pelayanan, ASDP sudah semakin maju, lah, ya. Sebagai BUMN jangan menargetkan keuntungan saja, memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat hingga di pulau terpencil juga menjadi target utama sebagai BUMN," kata Djoko kepada Republika.

Djoko mengharapkan ASDP dapat fokus dalam memberikan pelayanan angkutan sungai dan penyeberangan. Djoko menuturkan daerah terpencil di Indonesia yang hanya bisa dilayani dengan transportasi penyeberangan masih perlu dilayani.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement