EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) pada tahun ini hingga 2026 mendatang mengalokasikan investasi sebesar 72 miliar dolar AS atau Rp 1.032 Triliun (Rp 14.366 per dolar AS). Alokasi investasi ini mencakup semua lini bisnis Pertamina.
SVP Research and Technology Innovation Pertamina Oki Muraza menjelaskan total 72 miliar dolar AS ini dialokasikan Pertamina juga sejalan dengan agenda pengurangan emisi karbon.
"Pertamina berkomitmen untuk mengembangkan Energi Baru Terbarukan dengan alokasi biaya kapital 14 persen dari keseluruhan anggaran Jangka Panjang," ujar Oki akhir pekan lalu.
Oki merinci untuk wilayah hulu migas Pertamina menganggarkan sebesar 34 miliar dolar AS. Sedangkan untuk hilir mencapai 28 miliar dolar AS.
"Disektor Gas dan EBT kami mengalokasikan 11 miliar dolar AS atau sebesar 14 persen dari alokasi capex yang kami rencanakan," ujar Oki.
Untuk sisi Hulu, salah satu program untuk penurunan emisi karbon Pertamina akan membangun CCUS dan program EOR. Sedangkan di sektor hilir Pertamina juga mendukung ekosistem kendaraan listrik.
Untuk sektor pembangkitan yang berada di anak usaha Pertamina, perusahaan meningkatkan terpasangnya solar pael dan juga pengembangan jenis EBT lain.
"Kami juga berkontribusi dalam IBC. dan targetnya kapasitas terpasang pembangkit EBT kami bisa mencapai 2,8 GW pada tahun ini dan terus meningkat hingga 9 GW di 2026 mendatang," ujar Oki.
Melalui alokasi anggaran ini, harapannya bauran energu mix di tubuh Pertamina bisa mencapai 17 persen pada 2030 mendatang.
Kapasitas terpasang PLTP
Pertamina juga menargetkan pada tahun ini kapasitas terpasang proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebesar 672 M. Targetnya hingga 2026, total kapasitas PLTP milik Pertamina bisa mencapai 1.128 MW.
SVP Research and Technology Innovation Pertamina Oki Muraza menjelaskan target ini sejalan dengan kontribusi Pertamina dalam pengurangan emisi global dengan meningkatkan portofolio green energy.
"Salah satu kontribusi Pertamina dalam pengurangan emisi karbon adalah meningkatkan portofolio sebagai IPP, tak hanya panas bumi tetapi juga gas dan surya," ujar Oki dalam sebuah diskusi virtual akhir pekan lalu.
Tak hanya pengembangan PLTP nya saja, melalui proyek PLTP ini Pertamina juga secara paralel melakukan pengembangan Hydrogen yang merupakan hasil pengolahan dari produksi panas bumi.
Oki menjelaskan pada tahun 2021 Pertamina telah membuat hydrogen plant di PLTP yang ada berkapasitas 0,3 MW. Harapannya, di 2025 produksi hydrogen dari PLTP yang terpasang bisa mencapai 20 MW.
"Kami terus melakukan pengembangan dan riset dari produksi Green Hydrogen ini dari PLTP yang ada," ujar Oki.