EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memantau hampir sepekan banjir terjadi di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng). Akibatnya, puluhan keluarga masih mengungsi.
Banjir yang melanda dua desa di Sigi berlangsung sejak Kamis lalu (17/3), pukul 18.30 waktu setempat. Berdasarkan data yang diperoleh BNPB pada Selasa (22/3), petugas BPBD setempat yang dibantu dinas-dinas terkait memberikan pelayanan dasar kepada mereka yang mengungsi.
BPBD mengoperasikan dapur untuk untuk pelayanan makan dan minum warga. Di samping itu, petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi bersiaga di 3 titik pengungsian.
"Sebanyak 59 KK atau 230 warga masih berada di pos pengungsian maupun rumah kerabat terdekat," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan pers, Selasa (22/3).
Abdul menyebut 70 KK terdampak sebagaimana dilaporkan oleh BPBD setempat umumnya berasal dari Desa Sejahtera dan Uenuni di Kecamatan Palolo.
Untuk data sementara kerugian material, ada rumah rusak berat 5 unit, rusak sedang 14 dan rusak ringan 49. Kerusakan juga berdampak pada tempat usaha di Pasar Uenuni sebanyak 50 unit.
Sedangkan pada sektor infrastruktur, BPBD mengidentifikasi jembatan rusak 2 unit, jalan desa rusak berat sepanjang 3 km, penangkap air rusak berat 1 unit serta jaringan pipa air bersih 100 meter.
"Dilaporkan juga kerugian pada sektor perkebunan seluas 5 hektar lahan kebun yang terendam banjir," ujar Abdul.
Banjir yang terjadi pada Kamis (17/3) berlangsung setelah hujan lebat mengguyur Kecamatan Palolo. Hujan deras memicu debit air Sungai Motou meluap. Pada analisis inaRISK, Kecamatan Palolo termasuk 13 kecamatan di Kabupaten Sigi yang memiliki potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi.
"BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap potensi banjir yang lebih buruk. Prakiraan cuaca pada hari ini, Selasa (23/3), wilayah Palolo masih berpeluang hujan dengan intensitas ringan," ucap Abdul.