EKBIS.CO, JAKARTA--Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin meninjau lokasi penanaman jagung dan kedelai dalam rangka program integrated farming di Desa Ciparung Sari, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Senin (28/3/2022).
Dalam peninjauan kali ini, Wapres mendengarkan paparan Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi tentang gambaran umum lahan dan varietas-varietas yang ditanam. Termasuk metode penanaman yang dilakukan menggunakan metode tumpang sari.
"Pola tanam tumpang sari. Sekarang ada pohon jati, di antara jati ditanam jagung dan kedelai, sudah disiapkan," kata Suwandi dalam siaran pers, Senin (28/3/2022).
Ia mengatakan, pola sisip tanam jagung dan kedelai ini membuat ada beberapa varietas yang dipanen dalam setahun. "Hamparan sudah dibuka 5 hektare siap ditanam jagung dan kedelai, total 52 hektar," lanjut Suwandi.
Usai menerima laporan, Wapres kemudian ikut menanam jagung hibrida varietas Pioner P35 yang merupakan jenis jagung dengan ketahanan genetis alami terhadap penyakit bulai. Ketahanan ini dapat menjadi nilai tambah bagi petani karena menghemat biaya produksi.
Sementara benih kedai yang ditanam merupakan varietas Anjasmoro. Saat menanam, Wapres didampingi oleh Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika, dan salah seorang perwakilan dari jajaran pengurus Yayasan Dewa Dewi Indonesia.
Selanjutnya, Wapres melakukan penyerahan bantuan sarana produksi pertanian dari Kementerian Pertanian serta hewan ternak kepada 6 orang perwakilan Petani Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Ke-enam perwakilan tersebut diantaranya Ketua Gapoktan Sinar Tani Desa Ciparungsar Adung Kuswara, Ketua Poktan Wanakarya Desa Karyamekar Tjetje, Ketua Gapoktan Cinta Tani Desa Cisaat Arya, Ketua Poktan Jembar Harapan II Desa Ciparungsari Mulyana, Ketua LMDH Mandalawangi Desa Cimahi Dadang, dan Ketua KTNA Kabupaten Purwakarta Ujang Alim.
Penanaman jagung dan kedelai perdana di lahan ini merupakan kerjasama antara Yayasan Dewa Dewi Dedi Indonesia dengan Kementerian Pertanian, Pemerintah Kabupaten Purwakarta dan Perum Perhutani.
Seluruh sarprotan (benih, pupuk, insektisida, alsintan, pompa air dan perpipaan, dryer untuk pasca panen, biaya pengolahan tanah) disiapkan oleh Kementerian Pertanian, lahan disiapkan Perhutani, petani pengelola tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan Gapoktan di sekitar kawasan hutan.