EKBIS.CO, JAKARTA -- Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GP Farmasi) berkomitmen memperkuat kemandirian kesehatan nasional dengan menjamin ketersediaan obat dan vitamin di seluruh Indonesia melalui pelaku industri kesehatan dan farmasi yang tergabung GP Farmasi."Dengan melibatkan 160 pabrik farmasi yang memproduksi kurang lebih 2.000 jenis zat obat dan kekuatan saluran distribusi anggota, kami optimistis dapat berkontribusi dalam mengurangi ketergantungan obat-obatan impor," ujar Ketua Umum GP Farmasi Tirto Kusnadi dalam keterangan perse tertulis, Selasa (29/3/2022).
Sebelumnya, GP Farmasi juga telah menyelenggarakan Musyawarah Nasional ke XVI di Bali guna memperkuat komitmen pelaku industri kesehatan dan farmasi yang tergabung dalam GP Farmasi untuk mewujudkan kemandirian kesehatan nasional.Dalam Munas tersebut, Tirto Kusnadi juga terpilih kembali sebagai Ketua Umum Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia untuk periode jabatan 2022-2027.
Tirto menjelaskan, GP Farmasi bersama dengan kementerian dan lembaga terkait juga telah memperkuat komitmen kerja sama strategis dalam upaya memenuhi kebutuhan obat-obatan dalam negeri."Dukungan dari kementerian dan lembaga menjadi hal yang sangat penting untuk terus diupayakan ke depan," katanya.
Selai itu, dalam Munas GP Farmasi itu, Kementerian Kesehatan juga menyampaikan akan memberikan fasilitas non fiskal berupa pembiayaan uji klinik untuk industri farmasi inovator.Menurut Tirto, hal tersebut adalah salah satu hal yang sangat disambut baik.
Selain itu, GP Farmasi juga akan meningkatkan kemitraan strategis dengan akademisi, industri."Ini dilakukan dengan harapan dapat memperkuat industri farmasi dari segi riset, bahan baku sampai formulasi," ungkapnya.
Ia menambahkan, program prioritas dari kepengurusan GP Farmasi periode 2022-2027 diantaranya adalah memperkuat koordinasi dan komunikasi dengan pengurus dan anggota GP Farmasi yang tersebar di 34 provinsi seluruh Indonesia."Ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang timbul di daerah guna mencapai kemandirian obat seperti yang dicita-citakan seluruh anggota," katanya.
Merujuk data Kementerian Perindustrian, di Indonesia, saat ini terdapat empat perusahaan farmasi milik negara (BUMN), 199 perusahaan farmasi swasta dan 24 perusahaan farmasi multinasional industri farmasi nasional yang telah menguasai 89 persen suplai obat di Indonesia.