Senin 04 Apr 2022 10:22 WIB

IHSG Cenderung Melemah, Investor Asing Lepas Saham Blue Chip

Saham yang dilepas antara lain BBCA, TLKM, BMRI, INCO, BUKA hingga SMGR. 

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja membersihkan lantai di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (11/3/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (4/4/2022).
Foto: ANTARA/Reno Esnir
Pekerja membersihkan lantai di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (11/3/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (4/4/2022).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (4/4/2022). Setelah sempat dibuka menguat ke level 7.082,24, sesaat kemudian IHSG terseret ke area negatif di level 7.062,63. 

Saham energi dan tambang kembali menguat dan mengisi daftar top gainers pagi ini. HRUM terbang 7,35 persen, BRMS melesat 5,58 persen, TINS dan ANTM masing-masing naik 2 persen serta ADMR menguat 1,78 persen. 

Baca Juga

Meski demikian, aksi jual investor asing terhadap saham-saham blue chip menjadi pemberat kenaikan IHSG. Beberapa saham yang dilepas antara lain BBCA, TLKM, BMRI, INCO, BUKA hingga SMGR. 

Phillip Sekuritas Indonesia indeks saham di Asia dibuka variatif dengan kecenderungan melemah. Sementara secara mingguan, indeks saham utama di Wall Street bergerak datar dengan DJIA turun tipis 0,1 persen sementara S&P 500 naik tipis 0,1 persen dan NASDAQ naik 0,7 persen.

Di pasar obligasi, Phillip Sekuritas Indonesia melihat investor mengabaikan sinyal resesi. Selisih imbal hasil (yield spread) antara surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 2 tahun dan 10 tahun semakin menipis dan berbalik menjadi negatif untuk pertama kali sejak 2019.

Imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun berakhir di 2,38 persen. Posisi ini 6 bps lebih rendah dari yield surat utang Pemerintah AS bertenor 2 tahun yang berada di level 2,44 persen.

Di pasar komoditas, harga minyak mentah dunia memperpanjang tren penurunan pada Jumat lalu sehingga secara mingguan kedua jenis minyak mentah, WTI dan Brent, mencatatkan kinerja terburuk sejak April 2020.

Harga minyak mentah mendapat tekanan dari anggota-anggota the International Energy Agency (IEA) yang sepakat untuk bergabung dengan langkah AS dalam mengguyur pasar global dengan cadangan minyak strategisnya. Presiden Joe Biden mengumumkan pelepasan 1 juta barel minyak mentah per hari selama 6 bulan mulai dari Mei.

Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG akan berpotensi menguat pada hari ini. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement