Senin 25 Apr 2022 10:10 WIB

BUKA dan GOTO Masuk Top Losers, IHSG Dibuka di Zona Merah

Aksi jual dipicu ekspektasi pengetatan kebijakan moneter lebih agresif oleh The Fed.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja melihat layar pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/4/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan hari ini, Senin (25/4/2022).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Pekerja melihat layar pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/4/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan hari ini, Senin (25/4/2022).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan hari ini, Senin (25/4). IHSG dibuka turun ke level 7.204,16 dan terus melemah hingga kembali ke teritori 7.100. 

Pelemahan IHSG disebabkan amblasnya sejumlah saham berkapitalisasi jumbo. Saham-saham ini utamanya berasal dari sektor migas dan tambang seperti INCO terkoreksi 4 persen, ADMR terpangkas 2,48 persen, ADRO melemah 2,18 persen serta MDKA menyusut 1,89 persen. 

Baca Juga

Selain itu, saham teknologi turut mengisi daftar top losers. GOTO terkoreksi sebesar 2,35 persen ke level 332 diikuti BUKA yang terpangkas sebesar 2,16 persen ke posisi 362. Saham bank digital ARTO juga turun cukup tajam sebesar 2,02 persen ke level 12.150. 

Indeks saham di Asia pagi ini dibuka turun setelah indeks saham utama di Wall Street akhir pekan lalu ditutup turun lebih dari dua persen. "Aksi jual dipicu oleh ekspektasi pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif oleh bank sentral AS, Federal Reserve, di bulan-bulan mendatang," kata Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Senin (25/4).

Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberi indikasi bahwa Federal Reserve siap menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps pada pertemuan kebijakan bulan Mei yang akan datang. Akibatnya, sepanjang minggu lalu DJIA turun 1,9 persen, S&P 500 anjlok 2,8 persen, dan NASDAQ memimpin penurunan minggu lalu dengan jatuh 3,8 persen.

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun stabil di 2,9 persen, tertinggi sejak Desember 2018. Prospek kenaikan suku bunga yang agresif di AS memberi katalis positif bagi nilai tukar mata uang dolar AS yang pada hari Jumat melonjak ke level tertinggi dalam lebh dari tiga tahun

Sementara di pasar komoditas, harga minyak mentah turun pada Jumat lalu sehingga secara mingguan merosot hampir lima persen. Harga minyak mentah tertekan oleh prospek pertumbuhan ekonomi global yang lebih lambat tahun ini dan juga hilangnya permintaan akibat kebijakan karantina wilayah yang ketat di Cina.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement