Rabu 06 Apr 2022 16:21 WIB

Kalau Jadi Ketua OJK, Darwin Cyril Noehadi: Panggil Fintech Bermasalah

Fintech bermasalah harus bertanggung jawab dengan permasalahan yang terjadi.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Calon Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Darwin Cyril Noerhadi menyampaikan paparan saat uji kepatutan dan kelayakan calon Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Komisi XI DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/4/2022). Mahendra Siregar dan Darwin Cyril Noerhadi akan bersaing memperebutkan kursi ketua Dewan Komisioner OJK periode 2022 - 2027 melalui seleksi tahap akhir di DPR
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Calon Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Darwin Cyril Noerhadi menyampaikan paparan saat uji kepatutan dan kelayakan calon Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Komisi XI DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/4/2022). Mahendra Siregar dan Darwin Cyril Noerhadi akan bersaing memperebutkan kursi ketua Dewan Komisioner OJK periode 2022 - 2027 melalui seleksi tahap akhir di DPR

EKBIS.CO,  JAKARTA-- Calon Ketua Dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjalani uji kepatuhan dan kelayakan atau fit and proper test oleh Komisi XI DPR pada hari ini.  Calon Ketua Dewan Komisioner OJK yang kedua menjalani fit and proper test yakni Darwin Cyril Noehadi untuk posisi Ketua Dewan Komisioner OJK. 

Dalam paparannya, Darwin Cyril Noehadi menargetkan program 100 hari kerja jika terpilih menjadi ketua dewan komisioner OJK. "Melindungi masyarakat, melakukan deteksi dini (permasalahan) dan bekerja sama dengan media," ujar Darwin saat live streaming dengan Komisi XI DPR, Rabu (6/4/2022).

Baca Juga

Ia juga akan segera memanggil pemilik financial technology atau fintech yang bermasalah agar bertanggung jawab dengan permasalahan yang terjadi. "Pemilik-pemilik fintech harus bertanggung jawab, kita akan panggil," ujar dia.

Menurutnya, deteksi dini pada market intelligence juga sangat diperlukan. Dia juga yakin dapat melakukannya pada tiga bulan pertama program kerjanya.

"Itu saya rasa jangka pendek tiga bulan, 100 hari. Setelah itu tentu setiap tahun dan setiap kuartal kita akan evaluasi, karena kenyataannya sasaran umumnya berbeda dengan realisasi," ucap dia.

Terakhir, lanjut Darwin, ia akan melakukan kerja sama dengan media, karena media paham situasi di lapangan, sehingga masyarakat sebagai korban harus segera diatasi dan ditangani .

"Media akan lebih agresif dan tahu situasinya seperti apa dan kita harus kerja sama dengan mereka," ucapnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement