EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi Pertalite pada ramadhan tahun ini akan melonjak hingga 11 persen. Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution dalam RDP bersama Komisi VII DPR RI mencatat konsumsi Pertalite mencapai 81.406 kl per hari.
"Kami memang memproyeksikan konsumsi BBM khususnya Pertalite naik sampai 11 persen," ujar Alfian, Rabu (6/4/2022).
Sementara, penjualan BBM jenis Pertamax (RON 92) malah turun 15 persen, dari sebelumnya 21.573 kl per hari menjadi 18.251 kl per hari. Penurunan juga diikuti oleh produk BBM lainnya.
Misalnya seperti Pertamax Turbo (RON 98) yang mengalami penurunan sebesar 27 persen dari 584 kl per hari menjadi 426 kl per hari, Dexlite (CN 51) turun 3 persen dari 2.345 kl per hari menjadi 2280 kl per hari, dan Pertamina DEX turun 4 persen dari 701 kl per hari menjadi 672 kl per hari, solar subsidi turun 5 persen dari 2.345 kl per hari menjadi 2.280 kl per hari.
Alfian menampik adanya antrian panjang solar dan pertalite. Ia mengatakan jajaran direksi sudah turun ke lapangan dan membantah adanya antrian tersebut, bahkan Alfian bilang kalau stok aman.
Hanya saja, fakta di lapangan antrian di SPBU masyarakat memburu solar dan pertalite nyata. Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Gerindra, Ramson Siagian mengatakan di dapilnya wilayah Cilacap banyak masyarakat mengeluhkan tidak adanya stok Pertalite dan Solar.
"Ini semua pada teriak truk gak dapat solar. Pertalite antriannya panjang," ujar Ramson.
Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKS Diah Nurwitasari juga menyuarakan hal yang sama. Di daerah Bandung kata dia penyaluran solar dan pertalite tidak sesuai paparan Pertamina.
"Saya tanya langsung, bus bus truck semua gak dapat solar akhirnya pasokan barang ke pasar juga gak lancar, harga semuanya juga jadi naik di pasar. Sampai kapan masyarakat harus menelan pil pahit kenaikan harga," ujar Diah.