EKBIS.CO, JAKARTA -- Memasuki bulan ramadhan kaum pekerja di Indonesia sering menantikan satu hal yang hanya terjadi setahun sekali, yaitu Tunjangan Hari Raya (THR). Jumlah THR yang cukup besar bisa memancing untuk konsumtif alias tambah boros dalam jajan atau belanja barang yang kurang perlu.
Akibatnya, THR bisa ludes secara cepat bahkan sebelum Idul Fitri tiba. Financial Planner Nadya Harsya berpandangan meskipun seperti uang kaget, THR harus dikelola agar dapat bermanfaat secara optimal, bahkan bisa ditabung.
"Mengelola keuangan seperti halnya mengelola kehidupan. Apalagi jika kita dapat THR. Jangan sampai THR ini tidak kita kelola dengan baik. Butuh perencanaan dan prioritas untuk gunakan dana THR kita,” ujar Nadya Harsya dalam Seri Webinar Sharia Financial Planning dengan tema 'Cara Jitu Kelola Dana THR' pada Rabu (6/4/2022).
Diskusi online yang dihadiri ratusan peserta ini juga menghadirkan Head of Sharia Business Bank Jago, Roy Iskandar, sebagai pembicara.
Nadya menjelaskan pengaturan dana THR terbagi tiga bagian yaitu untuk keperluan hari raya, untuk bayar utang dan menabung serta investasi.
Dia menyarankan sebelum dibelanjakan, THR dibagi terlebih dahulu yaitu menabung dan investasi minimal 10 persen, cicilan utang maksimal 30 persen, biaya hidup 40 sampai 60 persen, sosial minimal 2,5 persen dan gaya hidup maksimal 20 persen.
"Faktanya, selain pengeluaran rutin rumah tangga, pengeluaran lainnya memang membengkak ketika Ramadhan dan Hari Raya karena harga barang meningkat, kalap dengan menu makanan berbuka, sahur dan takjil, pengeluaran sosial lebih banyak serta promosi dan diskon lebih banyak dan merasa punya uang lebih karena ada THR," jelasnya.
Ia juga mengingatkan untuk membayar hutang dengan THR, terutama hutang konsumtif. Sebaiknya, masyarakat juga menghindari membuat utang baru agar tahun depan tidak perlu mengikis THR lagi.
Menurut Nadya, perlu kebijaksanaan dalam membuat skala prioritas pengelolaan keuangan. Saat THR berlebih, maka sisihkan untuk menabung dan investasi, terutama memenuhi dana darurat dan berkurban pada hari raya Idul Adha.
"Berkurban itu murah loh, kalau tidak bisa sekaligus dari THR, maka bisa dari menabung setiap bulan sekitar Rp 257 ribu, itu bisa lebih murah dari jajan kopi sebulan," katanya.
Nadya menyarankan agar pengelolaan keuangan setiap individu bisa dilakukan terus menerus, bukan hanya di hari raya. Dia memberikan tips pengelolaan keuangan secara mudah bisa dilakukan melalui fitur Kantong atau Pocket yang ada pada Jago Syariah.
Head of Sharia Business Bank Jago, Roy Iskandar menambahkan fitur Kantong yang ada di Jago bisa dibuat sampai 40 buah, yakni 20 Kantong menabung dan 20 Kantong untuk bertransaksi.
“Fitur Kantong dalam aplikasi kami sangat memudahkan nasabah untuk menyisihkan dana sosialnya secara rutin dan tepat waktu. Nasabah bisa membuat banyak Kantong khusus zakat, infak dan sedekah dalam satu aplikasi,” kata Roy.
Setiap Kantong bisa dikustomisasi sesuai kebutuhan. Misalnya, Kantong persiapan lebaran yang berisi dana untuk mudik dan kebutuhan hari raya. Selain itu, bisa juga dibuat Kantong sedekah, Kantong infaq dan Kantong Zakat.
Kantong sosial ini bisa berkolaborasi atau patungan dengan teman maupun keluarga melalui fitur Kantong Bersama. “Kegiatan beramal pun menjadi lebih menyenangkan dan menghasilkan dampak lebih besar,” ujarnya.
Roy menambahkan ide Kantong dana sosial ini terinspirasi dari kebiasaan masyarakat di bulan Ramadan. Berbagai aktivitas di bulan suci ini bisa membuat pengeluaran jadi melonjak. “Dengan fitur Kantong yang memampukan nasabah menyisihkan dana sosial secara rutin tanpa melupakan kesenangan dan suka cita di hari raya,” ujar Roy.
Aplikasi Jago Syariah juga terintegrasi dengan platform Reksa Dana Online, Bibit.id. Dengan fitur ini, setiap nasabah bisa berinvestasi secara mudah dan rutin pada instrumen-instrumen investasi syariah.
Diskusi online berlangsung secara interaktif dan memancing puluhan peserta untuk curhat keuangannya. Para pemirsa juga mengapresiasi Jago Syariah yang telah menyediakan fitur-fitur pengelolaan keuangan yang lengkap dan sebagus bank konvensional.
Series Sharia Financial Planning sendiri terbagi menjadi tiga gelombang. Batch 2 akan digelar kembali pada Rabu, 20 April 2022 dengan tema "Praktis dan Mudah Menghitung Zakat" oleh narasumber Irfan syauqi Beik selaku Pakar Ekonomi Syariah IPB University.
Selain masyarakat bisa bertanya langsung pada ahlinya, ada banyak hadiah menarik juga yang akan dibagikan selama acara. Interaksi langsung dapat dilakukan secara virtual via Zoom. Selain itu acara disiarkan juga di www.republika.co.id, youtube official @RepublikaOnline dan Facebook @RepublikaOnline.