EKBIS.CO, JAKARTA – Negara-negara ASEAN sepakat untuk memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi dalam mendorong stabilitas dan integrasi keuangan ASEAN.
Pertemuan 8th Joint Meeting of the ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors (AFMGM) juga menegaskan komitmen memperkuat kerja sama dalam rangka memitigasi risiko dan tantangan perekonomian pasca pandemi Covid-19, perubahan iklim, disrupsi digital dan tensi geopolitik.
Para perwakilan negara yang hadir turut menekankan bahwa upaya mempercepat vaksinasi merupakan prioritas utama, seiring dengan pentingnya kebijakan fiskal dan moneter untuk mendorong pemulihan ekonomi kawasan.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyambut baik dan menyampaikan kesiapan keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023 dalam menyambut kehadiran delegasi pada pelaksanaan AFMGM mendatang.
Pada pertemuan AFMGM tersebut disepakati beberapa upaya prioritas dalam mendorong stabilitas dan integrasi keuangan ASEAN.
Pertama, mendorong proses integrasi lebih lanjut sektor jasa keuangan kawasan, termasuk melalui proses upgrading annex jasa keuangan dalam perundingan ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA).
Menyambut baik telah diselesaikannya studi mengenai ASEAN member states (AMS) “Financial Landscape Toward Furthering ASEAN Banking Integration in the Digital Era".
Ini akan menjadi masukan bagi penyempurnaan pedoman ASEAN banking integration framework (ABIF) menuju peningkatan integrasi perbankan di era digital.
Kedua, mengapresiasi inisiatif cross-border QR code payment linkages bilateral di antara negara anggota ASEAN, yang diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi pengembangan jaringan pembayaran lintas batas di kawasan ASEAN. Inisiatif ini dapat menempatkan ASEAN sebagai yang terdepan secara global dalam konektivitas pembayaran ritel yang inklusif.
Ketiga, mendukung penerbitan ASEAN Taxonomy version 1, yang berisikan komponen kunci taksonomi keuangan berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan anggota. Juga, sejalan dengan inisiatif global dalam meningkatkan investasi dan pembiayaan berkelanjutan.
Publikasi dan sosialisasi “Conversation Pack" juga diharapkan menjadi basis diskusi berbagai pihak. Agar mengutamakan keuangan berkelanjutan sebagai pilihan pertama dalam pembiayaan proyek berkelanjutan.
Keempat, mendukung inisiatif bank sentral ASEAN untuk memperkuat agenda keuangan berkelanjutan melalui pembentukan dua workstream di bawah senior level committee task force (SLC-TF). Ini diarahkan untuk membangun kapasitas pada isu-isu di area keuangan berkelanjutan dan mengembangkan ASEAN green map.
Kelima, melanjutkan komitmen untuk meningkatkan inklusi keuangan melalui peningkatan akses, penggunaan dan kualitas jasa keuangan di kawasan.
Pertemuan juga mengapresiasi pencapaian rata-rata tingkat eksklusi keuangan di ASEAN yang telah melampaui target serta menyambut baik diterbitkannya "Policy Note on Digital Financial Literacy" dan “Measuring Progress 2021: Financial Inclusion in Selected ASEAN countries".
Ini mendukung langkah inklusi keuangan serta integrasi inklusi keuangan dengan inklusi ekonomi secara keseluruhan.
Ketujuh, mengapresiasi penyelesaian Policy Note on Capital Account Safeguard Measures Recent Experiences dan penyampaiannya ke International Monetary Fund guna memperkaya khazanah diskusi integrated policy framework dari sudut pandang negara anggota ASEAN.
Pertemuan Tahunan ke-8 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN 2022 mengangkat tema ASEAN ACT: Addressing Challenges Together.
Pada pertemuan ini juga diperoleh pandangan dari beberapa lembaga internasional, yaitu International Monetary Fund (IMF), World Bank (WB), ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), Asian Development Bank (ADB), dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), serta dari beberapa organisasi dunia usaha, yaitu ASEAN Business Advisory Council, EU-ASEAN Business Council, dan US-ASEAN Business Council.