EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Hutama Karya (Persero) memastikan dukungannya terhadap Indonesia sebagai Presidensi G20. Hal tersebut dilakukan melalui komitmennya untuk terus mengembangkan teknologi di bidang infrastruktur.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan perusahaan telah menerapkan teknologi infrastruktur tersebut. "Saat ini, hampir 100 persen proyek Hutama Karya telah menerapkan metode Building Information Modelling (BIM) yang terintegrasi dengan aspek project management meliputi proyek bangunan gedung, bangunan air, jalan, dan jembatan, hingga EPC," kata Tjahjo dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (12/4/2022).
Dia menegaskan Hutama Karya berkomitmen untuk konsisten menerapkan dan mengimplementasikan BIM pada proses bisnis dan proyek-proyek yang dijalankan. Dengan begitu, Tjahjo memastikam implementasi BIM dapat membantu optimalisasi setiap proyek yang digarap oleh Hutama Karya.
Tjahjo menambahkan, penerapan BIM salah satunya dilakukan di Jalan Tol ruas Serbelawan-Pematang Siantar. Dia menuturkan, di ruas tol tersebut, BIM dilakukan secara end to end serta langkah awal menuju digital twins dengan data streamline dari fase perencanaan, desain, konstruksi, hingga operasional.
"Implementasi teknologi digital pada proyek ini dilakukan pada seluruh life cycle proyek," tutur Tjahjo.
Sesuai dengan agenda G20 di Indonesia, pemerintah dan 19 negara anggota bersepakat mempertajam peran investasi infrastruktur selama dan setelah pandemi dengan berfokus pada empat agenda utama. Agenda tersebut antara lain meningkatkan investasi infrastruktur berkelanjutan atau sustainable infrastruktur dengan mendorong partisipasi sektor swasta, menekankan peran infrastruktur dalam mendorong inklusi sosial dan mengurangi kesenjangan antar daerah, meningkatkan investasi infrastruktur digital dan penggunaan teknologi dalam infrastruktur, serta mendorong infrastruktur transformatif usai Covid-19.
“Dimulai dengan digital survey menggunakan Light Detection and Ranging (LiDAR), engineering design, BIM Modeling, analisa, serta pemilihan trase yang berdampak pada proyek menjadi lebih baik, lebih cepat dan lebih efisien,” jelas Tjahjo.
Tjahjo mengungkapkan, Hutama Karya juga telah memasang kamera Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) di Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) ruas Bakauheni-Terbanggi Besar. Ruas tersenut menjadi jalan tol pertama yang menerapkan tilang elektronik di Indonesia.
"Apabila mobil melaju dengan kecepatan lebih dari 100 km per jam, pengendara tersebut akan langsung ditilang oleh polisi di wilayah tersebut. Tilang elektronik ini juga menjadi komitmen Hutama Karya dalam menekan kecelakaan di jalan tol,” jelas Tjahjo.
Selain itu, seluruh jalan tol yang dikelola oleh Hutama Karya juga menerapkan Intelligent Traffic System (ITS) dalam hal pendeteksian kondisi lalu lintas secara real time. Selain itu juga penyampaian secara otomatis kepada pengguna jalan, Weigh in Motion (WIM) dalam menciptakan bebas kendaraan overload, serta pengembangan aplikasi HK Toll Apps sebagai media informasi seputar tol berbasis mobile.
Tjahjo mengatakan, infrastruktur yang dibangun Hutama Karya menjadi komitmen untuk bangkit usai pandemi Covid-19. Hal tersebut menurutnya sesuai dengan dengan tagline G20 tahun ini yakni Recover Together, Recover Stronger.
“Distribusi logistik antar provinsi di Sumatra pun lebih mudah karena ada JTTS, pemulihan sektor wisata lebih cepat karena akses jalan sudah terpenuhi, dengan begini kami yakin akan tumbuh dan bangkit bersama-sama,” ujar Tjahjo.