EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Brantas Abipraya (Persero) menunjukkan kehadirannya untuk Indonesia lewat pembangunan Pelabuhan Benoa untuk mendukung Bali Maritime Tourism Hub. Tak hanya unggul dalam pembangunan bendungan, BUMN konstruksi ini pun turut menyokong infrastruktur sarana prasarana pelabuhan.
Berkolaborasi dengan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, pelabuhan ini ditargetkan rampung pertengahan 2022 ini dan masa pemeliharaan hingga 2023. "Iya, mulai dikerjakan Juni 2021, saat ini progres pengerjaan mencapai 73,7 persen. Ini merupakan sinergi BUMN untuk meningkatkan pelayanan pariwisata nasional khususnya di Provinsi Bali sehingga dapat mendukung pemulihan ekonomi nasional melalui kebangkitan pariwisata Provinsi Bali," ujar Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya Miftakhul Anas di Jakarta, Jumat (15/4/2022).
Anas menyampaikan Brantas Abipraya dipercaya Pelindo untuk melakukan Design & Build Pekerjaan Revetment & Retaining Wall Area Pengembangan di Pelabuhan Benoa. Menurutnya, Revetment dan Retaining Wall sendiri merupakan struktur pelindung yang dibangun sebagai penahan gempuran gelombang yang berfungsi sebagai proteksi terhadap area pelabuhan.
"Berfungsi untuk memperkuat tepi area pelabuhan agar tidak tergerus karena ombak, diharapkan dengan rampungnya pengerjaan ini dapat menghindarkan adanya pengikisan tepi area pelabuhan," ucap Anas.
Anas menyampaikan, pembangunan pengembangan Pelabuhan Benoa yang digarap Brantas Abipraya dilaksanakan selama 350 hari kalender untuk jangka waktu pelaksanaan dan 365 hari kalender untuk jangka waktu pemeliharaan. Masuk menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), lanjut Anas, Pelabuhan Benoa telah masuk dalam Program Pengembangan Superhub sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN.
Anas mengatakan kinerja Brantas Abipraya dalam pembangunan pelabuhan atau dermaga sudah tidak perlu diragukan lagi. "Beberapa proyek pelabuhan telah dirampungkan oleh BUMN ini, diantaranya Dermaga Tawiri di Ambon, Maluku; Dermaga Panjang, Bandar Lampung; Dermaga Jayapura di Papua; dan yang baru saja diresmikan tahun lalu yaitu Terminal Multipurpose Wae Kelambu, Pelabuhan Labuan Bajo, NTT," tuturnya.
Sebagai salah satu BUMN konstruksi yang turut andil dalam pembangunan pelabuhan yang masuk dalam konsep Bali Maritime Tourism Hub, lanjut Anas, Brantas Abipraya optimistis dapat menyelesaikan proyek ini tepat waktu dengan mengutamakan kualitas mutu, pelayanan dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
"K3 selalu menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan proyek kami, apalagi di saat pandemi ini, penerapan disiplin protokol kesehatan selalu dilakukan guna mengantisipasi penyebaran covid-19 di proyek-proyek Brantas Abipraya. Langkah pencegahan juga dijalankan seperti dengan selalu memantau kesehatan dan keselamatan para tenaga kerja di proyek," kata Anas menambahkan.