EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan laba Rp 12,22 triliun pada kuartal I 2022. Adapun realisasi ini tumbuh 78,13 persen secara year on year.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan pencapaian laba perseroan tak lepas dari pulihnya perekonomian nasional serta menggeliatnya aktivitas pelaku UMKM yang merupakan core business.
"Kondisi UMKM yang mulai pulih saat ini mendorong penyaluran kredit BRI tumbuh 7,43 persen yoy menjadi sebesar Rp 1.075,93 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit perbankan nasional di kuartal I 2022 sebesar 6,65 persen," ujarnya saat konferensi pers virtual, Senin (25/4/2022).
Secara umum, portofolio kredit UMKM tumbuh 9,24 persen dari Rp 826,85 triliun pada kuartal I 2021 menjadi Rp 903,29 triliun pada kuartal I 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit yang merangkak naik, menjadi sebesar 83,95 persen.
Apabila dirinci, penyaluran kredit kepada seluruh segmen UMKM tumbuh positif, dengan penopang utama yakni segmen mikro tumbuh 13,55 persen, segmen konsumer tumbuh 4,56 persen, dan segmen kecil & menengah tumbuh 3,96 persen.
Menurutnya penyaluran kredit di atas rata-rata industri perbankan nasional diiringi dengan manajemen risiko yang baik. Hal tersebut tercermin dari rasio NPL secara konsolidasian yang tercatat sebesar 3,09 persen pada kuartal I 2022. Angka ini tercatat menurun apabila dibandingkan dengan NPL periode sama tahun lalu yakni sebesar 3,30 persen.
Selain itu, kualitas kredit yang membaik tersebut juga disebabkan oleh restrukturisasi kredit terdampak covid yang saat ini terus menurun secara gradual. Pada kuartal I 2022 tercatat restrukturisasi kredit terdampak Covid sebesar Rp 144,27 triliun atau turun sebesar Rp 103,75 triliun apabila dibandingkan dengan total akumulasi restrukturisasi sebesar Rp 248,02 triliun.
Perseroan juga menyediakan pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi risiko kedepan dengan NPL Coverage sebesar 276 persen. Angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage pada kuartal I 2021 sebesar 231,17 persen.
“Alasan BRI menyiapkan pencadangan yang sangat memadai tersebut dilakukan untuk mengantisipasi risiko ketidakpastian kondisi perekonomian kedepan, karena adanya perang Rusia – Ukraina, inflasi, serta potensi kenaikan suku bunga yang akan terus dilanjutkan oleh The Fed,” ucapnya.
Perseroan juga berhasil mencatatkan kinerja positif dalam hal penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Pada Kuartal I 2022, DPK Group tumbuh 7,39 persen.
Dana murah (CASA) menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK, secara year on year meningkat sebesar 15,99 persen. Apabila dirinci, Giro tumbuh 30,86 persen dan tabungan tumbuh 10,17 persen. Secara umum, saat ini proporsi CASA tercatat 63,63 persen atau meningkat dibandingkan dengan CASA pada Kuartal I 2020 sebesar 58,91 persen.
Kemampuan perseroan untuk meningkatkan proporsi dana murah tersebut berdampak positif bagi bisnis perseroan yang semakin efisien.“Sebagai bagian dari transformasi struktur liabilitas, BRI akan terus mendorong peningkatan proporsi CASA untuk mendukung bisnis yang berkelanjutan, diantaranya melalui transaction based product and services segmen wholesale serta penguatan fitur dan transaksi keuangan melalui BRImo”, ucapnya.
Kemampuan perseroan dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung dengan likuiditas memadai dan permodalan yang kuat. Hal ini terlihat dari LDR bank secara konsolidasian yang tercatat sebesar 86,96 persen, dengan CAR 24,61 persen.
Perseroan pun mampu mencatatkan rasio efisiensi yang terus membaik, BOPO pada kuartal I 2022 sebesar 69,34 persen atau lebih rendah dibandingkan dengan BOPO periode yang sama tahun lalu sebesar 78,41 persen.
"Menurunnya BOPO tak lepas dari semangat efisiensi yang dilakukan oleh perseroan, diantaranya melalui keberhasilan transformasi digital, membaiknya rasio kredit bermasalah, serta semakin meningkatnya proporsi CASA atau dana murah pada tubuh perseroan”, ucapnya.