Kamis 28 Apr 2022 12:20 WIB

Gokil, LinkAja Uang Elektronik Punya Ekosistem Transportasi Publik Terlengkap!

LinkAja telah bekerja sama dengan 29 provider transportasi serta lebih dari 230 active merchant yang tersebar di 29 provinsi seluruh Indonesia.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Layanan keuangan elektronik milik Telkomsel yaitu TCASH berubah menjadi LinkAja terhitung sejak tanggal 22 Februari 2019. (Telkomsel)
Layanan keuangan elektronik milik Telkomsel yaitu TCASH berubah menjadi LinkAja terhitung sejak tanggal 22 Februari 2019. (Telkomsel)

Sejak tahun 2019 hingga sekarang, LinkAja terus melangkah maju untuk mendukung transformasi digital di berbagai sektor esensial kehidupan masyarakat Indonesia. Salah satunya digitalisasi sektor transportasi. Melalui perluasan digitalisasi di lini ekosistem transportasi, Saat ini LinkAja telah bekerja sama dengan 29 provider transportasi serta lebih dari 230 active merchant yang tersebar di 29 provinsi seluruh Indonesia untuk menyediakan kemudahan opsi transaksi digital yang terintegrasi. Menyatukan potensi Indonesia, LinkAja menghadirkan kemudahan layanan ekosistem transportasi paling lengkap, mulai dari moda transportasi darat, udara, hingga laut. Lebih dari itu, LinkAja juga bekerja sama dengan parking provider di sejumlah titik, serta menjadi metode pembayaran untuk jasa pengiriman dan melayani pembayaran pembelian bahan bakar minyak di lebih dari 6000 SPBU Pertamina melalui aplikasi MyPertamina. Dengan sistem yang terintegrasi, pengguna dapat bepergian dengan praktis, nyaman, dan aman dalam satu genggaman aplikasi.

Widjayanto, Direktur Operasi LinkAja, mengatakan, “LinkAja merupakan uang elektronik yang memiliki ekosistem transportasi paling lengkap. Sebagai uang elektronik yang fokus memberikan kemudahan transaksi bagi kebutuhan harian masyarakat Indonesia, kami menyadari bahwa transportasi dan pembelian BBM merupakan kebutuhan esensial bagi para pengguna kami dalam beraktivitas. Tidak hanya berperan sebagai sumber pengisian dana di berbagai aplikasi penyedia jasa transportasi, LinkAja juga dapat digunakan secara langsung dengan penerapan kode tiket pada aplikasi LinkAja seperti di Commuter Line, MRT dan penerapan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) seperti yang kami lakukan di transportasi lokal.”

Baca Juga: Wejangan Wapres Buat LinkAja Syariah: Jaga Aspek Keamanan dan Kemanfaatan

Bagi pengguna di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, LinkAja telah menjadi alat pembayaran untuk seluruh penyedia moda transportasi yang beroperasi antara lain Kereta Commuter Indonesia, LRT Jakarta, MRT Jakarta, TransJakarta, Railink, Bluebird. Bahka LinkAja merupakan satu-satunya uang elektronik yang dapat digunakan di aplikasi Grab dan Gojek. Sedangkan bagi para pengguna di luar kota Jakarta, LinkAja pun telah hadir di 29 daerah antara lain di kota Medan, Lampung, Yogyakarta, Semarang, dan Makassar untuk pembayaran lebih dari 150 penyelenggara transportasi lokal termasuk Trans Jogja, Trans Semarang, Trans Batam, LRT Palembang dan travel antar kota. LinkAja pun juga turut menjadi mitra pembayaran di aplikasi KAI Access untuk pembelian tiket perjalanan seluruh rute KAI.

Melayani pembayaran transportasi laut, LinkAja telah melakukan kerja sama dengan ASDP Indonesia Ferry. Sedangkan untuk transportasi udara, LinkAja telah menjadi mitra pembayaran tiket untuk maskapai penerbangan Garuda Indonesia dan Citilink. Melengkapi kemudahan bertransaksi, LinkAja pun telah bekerja sama dengan Inairport dan Damri, serta menjadi mitra pembayaran parkir kendaraan di Parkee, Sky Parking, dan Soul Parking. Selain itu, di tahun 2021, LinkAja melengkapi ekosistem transportasi dengan menghadirkan metode pembayaran untuk jasa pengiriman. LinkAja bekerja sama dengan partner logistik yaitu Anteraja dan WeHelpYou. Hal ini semakin memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di saat pandemi dengan praktis dan aman.

“LinkAja tidak akan pernah berhenti menghadirkan kemudahan dan kenyamanan serta keamanan dalam melayani beragam kebutuhan transaksi masyarakat melalui layanan dan produk yang kami hadirkan. Kami optimis, ke depannya seluruh masyarakat Indonesia dapat merasakan pemerataan akses layanan keuangan digital yang maksimal,” tambah Widjayanto.

Hingga saat ini, LinkAja telah memberikan kemudahan bagi lebih dari 82 juta pengguna terdaftar melalui ekosistem digital paling lengkap. Saat ini, LinkAja memliki lebih dari satu setengah juta merchant lokal, lebih dari 400 ribu merchant nasional, lebih dari 790 pasar tradisional, dan lebih dari 13 ribu online marketplace. LinkAja juga telah dapat digunakan untuk melakukan transfer ke semua rekening bank, melakukan pembayaran berbagai kebutuhan sehari hari seperti pulsa, listrik, dan tagihan lainnya, iuran BPJS, hingga pembelian berbagai layanan keuangan seperti produk reksadana dan asuransi mikro. Selain itu, LinkAja juga dapat digunakan di lebih dari satu juta titik transaksi untuk pengisian dan penarikan saldo, yang meliputi ATM, transfer perbankan, jaringan ritel, hingga layanan keuangan digital.

Baca Juga: 2 Tahun Berdiri, Revenue LinkAja Syariah Sentuh 23 Persen Dari Total Perusahaan Induk

LinkAja juga telah meluncurkan LinkAja Syariah di April 2020 yang merupakan uang elektronik syariah pertama di Indonesia, dengan tujuan memfasilitasi berbagai jenis pembayaran sesuai syariat Islam. Selain dapat digunakan untuk bertransaksi di ekosistem LinkAja reguler, LinkAja Syariah juga dapat digunakan untuk melakukan donasi, sedekah, dan wakaf melalui masjid dan lembaga lainnya. Dalam satu tahun sejak diluncurkan, LinkAja Syariah telah memiliki lebih dari 6,6 juta pengguna terdaftar yang akan terus meningkat sejalan dengan adanya kolaborasi dengan beberapa mitra strategis, seperti pemerintah daerah dan institusi lainnya, untuk berkolaborasi demi perluasan ekosistem digital Syariah di seluruh Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement