EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) membukukan kinerja positif selama kuartal I 2022. Laba inti meningkat signifikan sebesar 761 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 1,22 triliun pada periode tersebut.
Presiden Direktur ADMR, Christian Ariano Rachmat, mengatakan pertumbuhan laba tersebut terutama ditopang oleh kenaikan signifikan pada harga jual rata-rata (ASP) batu bara dan kenaikan volume penjualan.
"Walaupun produksi batu bara sedikit menurun secara yoy, kami mencatat kinerja keuangan yang baik pada kuartal I 2022 dengan ditopang harga batu bara yang tinggi dan kinerja pemasaran," kata Christian melalui keterbukaan informasi Bursa dikutip, Sabtu (30/4/2022).
Perseroan mencatat volume produksi batu bara sekitar 0,62 juta ton, atau turun 4 persen yoy. Penjualan batu bara tercatat sebesar 0,59 juta ton pada kuartal I 2022, atau naik 15 persen yoy. Di sisi lain, harga rata-rata batu bara meningkat 151 persen yoy.
ADMR mencatat pendapatan usaha sebesar 182,1 juta dolar AS pada kuartal I 2022, atau naik 189 persen dari periode yang sama tahun lalu. Beban pokok pendapatan naik 29 persen yoy menjadi 62,3 juta dolar AS terutama karena kenaikan pada biaya penambangan, biaya pemrosesan batu bara, biaya pengiriman dan penanganan, serta pembayaran royalti yang didorong oleh kenaikan harga rata-rata batu bara.
ADMR menghasilkan EBITDA operasional sebesar 121,3 juta dolar AS pada kuartal I 2022, atau naik 600 persen yoy dari 15,6 juta dolar AS pada kuartal I 2021. Perseroan juga mencatat marjin EBITDA operasional yang tinggi sebesar 67 persen.
"Kondisi pasar yang solid pada kuartal I 2022 meningkatkan profitabilitas perseroan. Kami memperkirakan kondisi harga yang positif akan berlanjut dan menopang profitabilitas perseroan disepanjang 2022," kata Christian.
Christian mengatakan produk batu bara metalurgi ADMR terus mendapatkan minat yang besar dari para pelanggan. Perseroan siap untuk meningkatkan volume produksi tahun ini untuk memanfaatkan kondisi pasar yang positif.
Christian menambahkan operasi utama yakni pertambangan batu bara metalurgi, ditambah dengan smelter aluminium, akan mendiversifikasi bisnis ADMR. Christian meyakini permintaan aluminium akan meningkat seiring dengan kebutuhan untuk ekonomi hijau.
"Kami yakin bahwa langkah untuk memasuki bisnis aluminium akan semakin memperkuat arus kas perseroan di masa depan," kata Christian.