Sebagai bentuk apresiasi BTN kepada mitra pengembang dengan performa baik, lanjut Haru, BTN tengah menyusun kebijakan kemudahan proses kredit yang akan diberlakukan mulai tahun ini. Nantinya seluruh pengembang akan dikategorikan berdasarkan faktor penilaian yang meliputi kualitas kredit, keuangan, dan manajemen.
“Dengan semakin tinggi tingkat performa tentunya akan mendapatkan privilege yang lebih banyak seperti kemudahan akad dengan proses yang lebih cepat dan kemudahan-kemudahan lainnya yang dapat mendukung kecepatan bisnis serta cash flow pengembang,” katanya.
Sementara itu Ketua Umum DPP REI Paulus Totok Lusida menambahkan seiring waktu berjalan sudah 50 tahun REI berkiprah dalam pembangunan perumahan di Indonesia dan sebagai organisasi perusahaan properti tertua dan terbesar di Indonesia, anggota REI sudah ikut memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan perumahan dan permukiman di Tanah Air.
"REI akan akan terus bersinergi dengan seluruh pemangku kebijakan dan mitra kerja dalam pembangunan perumahan dan permukiman secara berkelanjutan, salah satunya bekerja sama dengan BTN karena kami melihat hingga saat ini BTN adalah porsi terbesar dari fasilitas kredit di properti, jadi bukan hanya KPR tapi juga di kredit konstruksi dan BTN merupakan bank terbesar sektor properti," ucapnya.
Saat ini anggota REI mencapai sekitar 6.300 perusahaan properti yang tersebar di 34 provinsi. REI juga akan mewarnai kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah sektor properti terutama perumahan dan permukiman.
"Sektor properti memiliki multiplier effect bagi sekitar 174 industri terkait lainnya dan 350 UMKM, sehingga jika sektor properti bangkit maka dampaknya akan terasa terhadap perekonomian negara secara keseluruhan," ucapnya.