Rabu 25 May 2022 00:29 WIB

Forum Pemuda G-20 Dorong Penerapan Ekonomi Sirkular

Sebelum masuk ke ekonomi sirkular, hal yang perlu diubah adalah pola konsumsi.

Rep: Muhammad Nursyamsi / Red: Satria K Yudha
Sebagai penghuni bumi hari ini dan masa yang akan datang, anak muda memiliki peran penting dalam upaya mewujudkan planet yang berkelanjutan dan layak huni. Pesan itulah yang digaungkan pada Pra-KTT Ketiga Y20 Indonesia yang digelar di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (21/5/2022).
Foto: istimewa
Sebagai penghuni bumi hari ini dan masa yang akan datang, anak muda memiliki peran penting dalam upaya mewujudkan planet yang berkelanjutan dan layak huni. Pesan itulah yang digaungkan pada Pra-KTT Ketiga Y20 Indonesia yang digelar di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (21/5/2022).

EKBIS.CO,  JAKARTA — Forum Pra-KTT Ketiga Youth 20 (Y20) Indonesia mengenai isu planet berkelanjutan dan layak huni terus berlanjut. Pentingnya menerapkan ekonomi sirkular menjadi pembahasan dalam forum yang digelar pada akhir pelan lalu tersebut. 

Dalam konsep ekonomi linier, sumber daya alam diambil untuk memproduksi barang yang pada akhirnya akan dibuang. Pola buat-gunakan-buang ini hanya memicu konsumsi berlebih dan produksi limbah yang berlebihan. Sudah waktunya mengubah pola ini dengan menerapkan ekonomi sirkular berbasis produksi dan konsumsi berkelanjutan.

Pembahasan Pra-KTT Ketiga Y20 mengenai ekonomi sirkular diharapkan dapat memberikan wawasan untuk membantu para delegasi muda dalam menyusun rekomendasi kebijakan, khususnya yang berkaitan dengan lingkungan kepada pemimpin G-20.

Alesya Krit dari Center of Competence for Climate Change, Environment and Noise Protection di Aviation Hessen, menekankan pentingnya berpikir secara lokal dalam upaya mendorong konsumsi berkelanjutan.

“Kita harus berpikir lokal dan menyesuaikan (solusi tersebut) dengan wilayah tujuan, serta cocok dengan dimensi sosial dan budaya setempat. Kemudian, bentuklah perspektif normatif dan ajaklah pekerja, teman, warga untuk mengenal pola pikir baru. Misalnya, lewat TikTok challenge,” kata Alesya dalam siaran pers Y20 Indonesia yang diterima Republika.co.id, Selasa (24/5).

Narasumber lainnya, yaitu Joi Danielson dari Systemiq mengatakan, sebelum masuk ke fase ekonomi sirkular, hal yang perlu diubah adalah pola konsumsi. Menurutnya, manusia cenderung takut akan kelangkaan, sehingga cenderung mengonsumsi lebih dari apa yang dibutuhkan. 

Di sebuah ekonomi yang berbasis konsumsi, lanjutnya, semakin banyak yang dikonsumsi, semakin tinggi produk domestik bruto (PDB). “Jadi sistem kita mengandalkan konsumsi berlebihan. Jika kita bisa membantu orang merasa bahwa apa yang mereka miliki sudah cukup, kita bisa meyakinkan mereka untuk hanya mengonsumsi yang dibutuhkan. Dengan ini, kita bisa mulai memutus siklus konsumsi tersebut," jelas Joi.

Sementara itu, Ke Wang seorang Program Lead di Platform for Accelerating Circular Economy menilai, upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap ekonomi sirkular tidak hanya bisa mengakibatkan perubahan kebiasaan, tetapi juga perubahan kebijakan.

“Karena para politisi mendengarkan aspirasi masyarakat. Namun, kesadaran masyarakat terhadap ekonomi sirkular masih sangat rendah. Disinilah, anak muda memainkan perannya. Generasi muda telah menunjukkan bahwa mereka memegang peran penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perubahan iklim,” katanya. 

Y20 merupakan forum pertemuan pemuda G-20. Terdapat empat bidang prioritas yang diusung dalam Y20, yakni ketenagakerjaan pemuda, transformasi digital, planet yang berkelanjutan dan layak huni, keragaman dan inklusi. Sebelum KTT Y20 Indonesia 2022 digelar, empat Pra-KTT untuk masing-masing bidang prioritas diadakan secara terpisah di empat kota di Indonesia, yakni Palembang (Pra-KTT Pertama), Lombok (Pra-KTT Kedua), Balikpapan (Pra-KTT Ketiga), dan Manokwari (Pra-KTT Keempat). Acara puncak KTT Y20 Indonesia 2022 direncanakan digelar di DKI Jakarta dan Bandung.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement