Selasa 07 Jun 2022 01:05 WIB

Menambah Cuan Halal dari Pengelolaan Lingkungan

Pengelolaan lingkungan tak hanya jadi kegiatan sosial, tapi bisa menghasilkan profit.

Red: Agus Yulianto
Murniati Mukhlisin
Foto: dok. Pribadi
Murniati Mukhlisin

EKBIS.CO,  Oleh: Murniati Mukhlisin dan Reza Jamilah Fikri, Sakinah Finance

 

Problem lingkungan merupakan salah satu masalah yang tidak ada habis-habisnya, perubahan iklim karena pemanasan global, bencana alam karena ulah tangan manusia seperti banjir, kebakaran hutan, hingga sumber air yang tercemari sampah dan limbah terjadi dimana-mana. Berbagai macam cara untuk mengurangi penyebab dan dampak kerusakan lingkungan telah banyak dilakukan, mulai dari pelarangan kantong plastik di area perbelanjaan, tidak disediakannya sedotan di area food court, kertas-kertas iklan di car free day, bank sampah hingga diadakannya konferensi lingkungan dunia yang membahas problem yang sama masih terbilang kurang teratasi.

Persoalan utamanya, tentu bukan hanya dari bertambahnya limbah sampah yang menjadi penyebab semua kerusakan alam. Namun, tentunya dari kita manusialah yang banyak menyepelekan hal-hal kecil seperti buang sampah sembarangan, boros, dan tidak peduli dengan lingkungan yang memperburuk keadaan. Hal ini sudah diperingatkan oleh Allah SWT di dalam (QS. Al-A’raf (7): 56): “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.”

Dalam konteks Islam, manusia diciptakan sebagai khalifah atau penjaga bumi, sehingga jelas tujuannya bukan hanya untuk menikmati semua hasil bumi tapi juga menjaga dan melestarikannya. Dr Yusuf AlQardhawi dalam bukunya yang berjudul Ri’ayatul Bi’ah fi Syari’atil Islam, menjelaskan, bahwa fikih Islam sangat peduli terhadap isu-isu lingkungan hidup ini. 

Hal ini dapat dibuktikan dengan pembahasan-pembahasan yang terdapat dalam literatur fikih klasik. Seperti, pembahasan thaharah (kebersihan), ihya al-mawat (membuka lahan tidur), al-musaqat dan al-muzara’ah (pemanfaatan lahan milik untuk orang lain), hukum-hukum terkait dengan jual beli dan kepemilikan air, api dan garam, hak-hak binatang peliharaan dan lain sebagainya. Sehingga, para intelektual muslim merumuskan konsep baru dan memasukkannya sebagai bagian dari konsep maqashid as-asyari’ah, yaitu hifdzul-bi’ah (menjaga lingkungan).

Dari sini jelas bahwa kita sebagai seorang muslim memiliki kewajiban individu untuk menjaga dan melestarikan lingkungan yang Allah SWT titipkan sebagai bagian dari tugas khalifatul ‘ardh. Yang menarik adalah pengelolaan lingkungan tidak hanya bisa menjadi kegiatan sosial yang tidak menghasilkan profit atau keuntungan komersil. 

 

photo
Tiga pekerja membersihkan cacahan sampah botol air mineral di bisnis unit daur ulang. (Antara/Nyoman Budhiana)

 

Justru jika kita mau untuk menjadi lebih kreatif dan produktif kita dapat memanfaatkan dan mencari pasar yang tepat kita dapat mencoba mengelola bisnis berbasis lingkungan dan sampah. Terdapat beberapa ide dalam mengembangkan bisnis ini, di antaranya adalah:

1. Bisnis produk daur ulang

Mendaur ulang sampah menjadi barang-barang bermanfaat tidak pernah surut peminat karena dinilai unik dan peduli lingkungan. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya peminat barang daur ulang ditambah dengan menjamurnya video-video tutorial life hack. Membuat produk daur ulang dan menjualnya bisa menjadi salah-satu sumber pendapatan yang cukup menguntungkan.

2. Bisnis menjual kebun mini

Kegiatan berkebun merupakan kegiatan menyenangkan terutama saat tanaman yang ditanam berbuah. Namun dengan keterbatasan lahan, menjadi alasan untuk tidak melakukan kegiatan berkebun ini. Dengan adanya hal ini dapat menjadi peluang untuk berbisnis kebun mini dalam pot-pot kecil yang dapat ditanam dimana saja, selain itu dapat juga membuka jasa bagaimana menyusun dan menatanya meskipun dalam lahan yang sempit.

3. Membuka bengkel kendaraan atau reparasi barang elektronik

Dengan banyaknya penggunaan kendaraan maupun barang elektronik tentunya membuka kemungkinan akan rusaknya barang-barang tersebut, sehingga dengan membuka bengkel reparasi tidak hanya mendatangkan cuan tapi juga membantu meminimalisir pembelian kendaraan atau barang elektronik baru sekaligus pembuangan yang tidak perlu.

4. Berkebun tanaman organik

Sama seperti penjualan kebun mini, selain menambah cuan menanam berbagai macam tanaman tentunya berefek positif pada lingkungan. Hanya bedanya berkebun tanaman organic bisa dilakukan bagi yang memiliki cukup lahan kosong, selain bisa dijual-belikan hasil dari tanaman organik juga bisa dikonsumsi sebagai sayurana atau buah-buahan sehat. Selain itu, jika bisnis semakin meluas dapat juga dijadikan agrowisata yang menambah pemasukan dan pengetahuan bagi masyarakat maupun pengunjung.

5. Pengepul barang bekas (trash collection)

Mengumpulkan barang bekas sepertinya merupakan usaha termudah untuk mengumpulkan sedikit demi sedikit tambahan pemasukan sekaligus berkontribusi menjaga lingkungan. Dengan menjadi pengepul barang bekas dapat dimulai dengan mengumpulkan barang bekas dilingkungan sekitar hingga terkumpul pada besaran tertentu untuk dapat ditukar atau dijual.

Nah, sudah terbayangkan cuan yang bisa didapat dari pengelolaan lingkungan? Tentu saja perlu menajamkan ide-ide di atas melalui diskusi lebih lanjut dengan para komunitas peduli lingkungan. Misalnya Bumi Insipirasi Learning Center dengan motonya: Cerdas Finansial - Ramah Lingkungan – Akhlak Islami; ADUPI (Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia); Zero Waste Indonesia; Diet Kantong Plastik Indonesia; YFCC Indonesia (Youth for Climate Change Indonesia); Greenation Masuk RT; e -Waste RJ; Kemangteer; Kampung Dongeng Indonesia; Greenna; Navakara; Jakarta Osoji Club; Youth Corps Indonesia; dan Green Product Council Indonesia. 

Selain itu, komunitas internasional seperti World Wildlife Fund (WWF) Indonesia yang mempromosikan perlindungan laut dan antisipasi perubahan iklim melalui Marrine Buddies dan Earth Hour. Adapun Greenpeace Indonesia adalah organisasi yang peduli dengan isu lingkungan, seperti pembakaran hutan, polusi udara, sampah plastik, lautan, perubahan iklim. 

Selain itu, komunitas internasional lainnya adalah The Nature Conservancy yang bergerak di bidang konservasi. Ayo tunggu apa lagi? Ayo peduli lingkungan, ayo tambah pendapatan. Wallahu a'lam bis-shawaab. Salam Sakinah!

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement