Selasa 07 Jun 2022 22:44 WIB

Disuntik Pemerintah, BTN akan Rights Issue Rp 2,98 Triliun pada Semester II

Lewat rights issue, Kementerian BUMN mendorong CAR BTN capai 19 persen

Rep: Novita Intan / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Teller melayani nasabah untuk bertransaksi di Kantor PT Bank Tabungan Negara (Persero). BUMN perbankan yang fokus pada pembiayaan perumahan, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk akan menggelar penawaran umum terbatas (rights issue) senilai Rp 2,98 triliun pada semester II 2022.
Foto:

Pada kuartal I-2022, BTN berhasil meraup laba bersih senilai Rp 774 miliar, melonjak 23,89 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 625 miliar. Berdasarkan publikasi laporan keuangan Kuartal I 2022, bank yang fokus pada pembiayaan properti ini mencatatkan NIM sebesar 4,29 persen. Ini merupakan NIM tertinggi sejak 2019 lalu. Sebagai perbandingan, NIM BTN pada kuartal I-2021 sebesar 3,31 persen.

Sejalan dengan peningkatan NIM, penyaluran kredit juga meningkat 6,04 persen menjadi Rp 277,13 triliun, dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 261,34 triliun. Kombinasi dari peningkatan NIM dan ekspansi kredit menjadi dasar pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) BTN melesat 28,81 persen menjadi Rp3,57 triliun pada Kuartal I-2022, dibandingkan Rp 2,77 triliun 

BTN tampaknya lebih memilih tumbuh secara hati-hati, dengan fokus pada perbaikan kualitas kredit. Alhasil BTN berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross dari 4,25 persen menjadi 3,6 persen. Sedangkan NPL nett sebesar 1,28 persen, turun dari posisi 1,94 persen.

Selain kredit, peningkatan NIM dan NII juga ditopang oleh perbaikan struktur biaya dana atau cost of fund yang turun 1,28 persen menjadi 2,41 persen dari setahun sebelumnya 3,69 persen. Hal ini didorong oleh peningkatan porsi dana murah (current account saving account/CASA) dari total DPK meningkat menjadi 44,15 persen dibandingkan setahun sebelumnya 38,2 persen. Sebaliknya, porsi deposito atau dana mahal turun menjadi 55,85 persen dari sebelumnya 61,8 persen.

Untuk memperbaiki biaya dana ini, BTN bahkan rela portofolio deposito turun 10,96 persen, dari Rp182,25 triliun pada Kuartal I-2021 menjadi Rp162,27 triliun pada Kuartal I-2022. Namun tabungan dan giro masih tumbuh positif. Tabungan tumbuh 10,49 persen menjadi Rp45,51 triliun, sementara giro tumbuh 15,78 persen menjadi Rp82,75 triliun. 

Secara keseluruhan DPK yang dikelola BTN turun dari Rp 295,97 triliun pada Maret 2021 menjadi Rp 290,53 triliun pada akhir Maret 2022. Kondisi ini membuat Loan to Deposit Ratio (LDR) BBTN naik menjadi 95,39 persen.

 

Pada Kuartal I-2022, kredit perumahan yang disalurkan Bank BTN hingga akhir Maret 2022 mencapai Rp248,57 triliun. Dari jumlah tersebut KPR Subsidi pada kuartal I/2022 masih mendominasi dengan nilai sebesar Rp 134,04 triliun tumbuh 9,01 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 122,96 triliun. Sedangkan KPR Non Subsidi tumbuh 5,16 persen menjadi Rp84,28 triliun pada kuartal I-2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp80,14 triliun.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement