EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) pada 2021 kemarin menyetor penerimaan negara total sebesar Rp 167,7 triliun. Setoran ini berupa pajak, dividen, PNBP hingga Signature Bonus.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan penerimaan negara Rp 167,7 triliun pada 2021 ini tumbuh 32 persen dibandingkan setoran 2020 sebesar Rp 126,7 triliun.
"Meski di tengah gempuran pandemi tetapi kami sebagai BUMN terus bergerak. Kami sadar bahwa kontribusi Pertamina merupakan salah satu motor penggerak perekonomian," ujar Nicke di Gedung Pusat Pertamina, Rabu (8/6) malam.
Nicke merinci penerimaan negara yang disetorkan Pertamina berupa Pajak sebesar Rp 116,5 triliun. Sedangkan dividen sebesar Rp 4 triliun, PNBP sebesar Rp 46,9 triliun dan Signature Bonus sebesar Rp 300 miliar.
Pada 2022 ini, kata Nicke Pertamina mentargetkan akan menyetorkan penerimaan negara sebesar Rp 252,5 triliun. Hingga April kemarin realisasi penerimaan negara mencapai Rp 93,3 triliun.
"Kami optimis penerimaan negara ini bisa tercapai. Meski kami tetap memperhatikan terus pergerakan harga minyak dan juga stabilitas ekonomi," ujar Nicke.
Pasokan energi
Sementara itu, di tengah melonjaknya harga minyak mentah dunia dan tekanan kenaikan komoditas global, Pemerintah telah mengambil kebijakan menambah subsidi BBM dan LPG. Oleh karenanya Pertamina terus menjaga pasokan energi untuk memenuhi kebutuhan BBM dan LPG bersubsidi di seluruh pelosok negeri.
Untuk menjamin pasokan energi tersebut, Pertamina bergerak dari hulu, pengolahan hingga sektor hilir. Di hulu, Pertamina terus berupaya meningkatkan produksi Minyak dan Gas, di mana tercatat pada April 2022 mencapai sebesar 969 MBOEPD. Untuk meningkatkan produksi Migas, Pertamina terus menambah sumur eksplorasi, sumur eksploitasi, sumur workover dan well service.
Upaya memastikan ketersediaan pasokan energi juga dilakukan Pertamina di sisi pengolahan dengan memperkuat kehandalan operasional kilang, meningkatkan kualitas produk dan mempercepat penyelesaian proyek-proyek pembangunan kilang.
Langkah Pertamina untuk memastikan pasokan energi nasional juga terlihat pada ketahanan pasokan BBM dan LPG, termasuk BBM dan LPG Subsidi. Saat ini, ketahanan pasokan BBM bersubsidi secara nasional dalam kondisi aman, di mana Pertalite berada di kisaran 17 hari dan Solar Subsidi 22 hari dan LPG 17 hari.
Pjs Vice President Corporate Communication Pertamina Heppy Wulansari mengatakan di tengah tantangan global dan konflik Rusia-Ukrania, Pertamina berkomitmen terus menjaga stok energi nasional di seluruh wilayah Indonesia dengan memperkuat operasional dari hulu sampai hilir.
“Pertamina sebagai salah satu operator yang mendapat penugasan menyalurkan BBM dan LPG Subsidi dari Pemerintah akan terus menjaga stok agar kebutuhan BBM dan LPG ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan paralel distribusi tetap dijaga agar sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan Pemerintah,” ujar Heppy.
Heppy menambahkan, kondisi stok BBM dan LPG saat ini dalam kondisi aman dan mencukupi dan konsumsi BBM dan LPG telah kembali setelah mengalami lonjakan tajam pada masa liburan idul fitri lalu.