Sabtu 11 Jun 2022 16:51 WIB

Guru Besar IPB dan ITB Sambut Baik Upaya Kementan Wujudkan Pertanian Berkelanjutan

Kementan mendukung penerapan pertanian berkelanjutan melalui penggunaan bahan organik

Red: Christiyaningsih
Kementan menggelar Webinar Bimbingan Teknis (Bimtek) Propaktani pembuatan biosaka sekaligus demplot di Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), Jatisari, Kawarang, Sabtu (11/6/2022).
Foto:

Robert Manurung dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (IPB) mengatakan Biosaka bukanlah pupuk tetapi elisitor. Tanaman elisitor adalah suatu tanaman yang mengandung senyawa kimia yang dapat memicu respons fisiologi, morfologi, dan akumulasi fitoaleksin, meningkatkan aktivasi dan ekspresi gen yang terkait dengan biosintesis metabolit sekunder. 

"Elisitor dapat menginduksi resistensi tumbuhan. Elisitor intinya memberikan sinyal pada tanaman dan si tanaman tersebut melakukan reaksi ditubuhnya sehingga dia bisa memunculkan sel-sel hebat dan hormon-hormon yang bagus buat pertumbuhan,” ungkapnya.

Guru Besar IPB Iswandi Anas menjelaskan tanaman dapat tumbuh sehat, kuat, produksi tinggi, vigor/kuat, tahan serangan hama penyakit hanya pada tanah yang sehat. Tanah yang sehat memiliki sifat kimia, fisik, dan biologi yang baik dan tidak ada senyawa beracun.

"Kita masih harus sama-sama berjuang agar Sistem Pertanian Berkelanjutan di Indonesia bisa terwujud. Pertanian yang berkelanjutan secara teknologi dapat dilaksanakan, secara ekonomi menguntungkan, secara sosial dapat diterima masyarakat dan tanpa menimbulkan kerusakan lingkungan. Langkah yang harus dilakukan adalah gunakan pupuk organik dan hayati, kurangi takaran pupuk kimia/pestisida dengan bijak dan ecofarming,” terangnya.

Iswandi menuturkan pupuk utama itu adalah pupuk organik sedangkan pupuk sintetis adalah pupuk tambahan. Pupuk organik dapat memperbaiki hampir semua sifat tanah (fisik, kimia, biologi tanah), mengandung semua unsur hama esensial 13/16, dapat dibuat sendiri oleh petani di lokasi dan mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia. 

"Yang kurang dalam pupuk organik adalah NPK yang bisa ditambahkan sebagai pelengkap penting,” cetusnya.

Rachmat dari Direktorat Serealia Kementan menjelaskan Biosaka berbahan alami yang diperoleh dari tanaman sehat sekitar. Budidaya padi dan kedelai sudah menunjukan hasil yang sangat menjanjikan pada daya tahan tanaman terhadap stres serta peningkatan produktivitas lahan padi dan kedelai. 

Ia menambahkan pemanfaatan Biosaka sebagai bahan elisitor di Indonesia relatif masih baru dan masih perlu terus diuji dan dikembangkan di masa depan di berbagai daerah dengan kondisi dan karakteristik lahan berbeda. Salah satu pemanfaatan biosaka yang sangat potensial dan menjanjikan adalah dalam penanganan stres budidaya tanaman pada lahan dengan pH rendah dan salinitas tinggi.

“Barang ini (biosaka) hanya bisa dibuat sendiri, gratis, bahannya dari alam dan kita gunakan untuk alam. Jadi tidak diperjualbelikan dan tidak ada yang jual juga. Biosaka harapannya menjadi sebuah gerakan massal para petani bagaimana kita bisa menyelamatkan alam, kembali ke alam dan memanfaatkan bahan alami untuk kelestarian dan keberlanjutan," beber Rachmat.

Muhammad Anshar selaku penggagas biosaka mengatakan produknya berasal dari rumput-rumputan, ilalang, atau tanaman apa pun yang ada di sekitar lahan sawah ataupun tegalan asalkan dalam kondisi sehat. Proses pembuatan biosaka harus secara manual (diremas) tidak dapat menggunakan alat seperti blender atau sejenisnya. "Saya yakin biosaka yang dibuat bisa menghilangkan ketergantungan para petani dari pupuk bersubsidi (kimia) dan sudah terbukti biaya produksi jadi hemat sekitar 3 juta," tuturnya.

Perlu diketahui, dalam BTS Propaktani ini para peserta diajari langsung oleh Anshar cara memilih dedaunan dan rumput untuk membuat biosaka. Mereka antusias dan langsung mempraktikkan cara meramu, memeras, dan melihat kualitas hasil biosaka yang dibuat. Banyak yang penasaran mencoba. Beberapa petani dalam penugasan lapang berhasil mempraktikkannya.

 

Rumput dalam pembuatan biosaka harus memakai rumput yang sehat yang tidak tercampur bahan kimia. Harus diketahui masa pertumbuhan rumput berada di fase vegetatif atau generatif.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement