Senin 27 Jun 2022 03:20 WIB

Pemerintah Jamin Ketersediaan Cabai Jelang Lebaran Haji

Cabai menjelang Idul Adha ini cukup, walaupun harganya agak tinggi.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Pedagang menunjukkan cabai dagangannya di pasar (ilustrasi). menjamin ketersediaan cabai cukup menjelang Lebaran Haji atau Idul Adha 1443 Hijriah.
Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Pedagang menunjukkan cabai dagangannya di pasar (ilustrasi). menjamin ketersediaan cabai cukup menjelang Lebaran Haji atau Idul Adha 1443 Hijriah.

EKBIS.CO,  TEMANGGUNG -- Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto menjamin ketersediaan cabai cukup menjelang Lebaran Haji atau Idul Adha 1443 Hijriah.

"Pada prinsipnya cabai cukup untuk menghadapi Lebaran Haji walaupun memang harganya agak tinggi. Sebab beberapa daerah sentra cabai ada yang mengalami penurunan produksi akibat banyak tanaman cabai yang terserang penyakit," kata Prihasto Setyanto di Temanggung, Jawa Tengah, Ahad (26/6/2022).

Baca Juga

Ia menyampaikan hal tersebut usai panen cabai di sentra penghasil cabai di Desa Kataan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Prihasto menyampaikan kalau melihat di Kecamatan Ngadirejo ini ada sekitar 500 hektare tanaman cabai yang saat ini siap panen sehingga bisa memenuhi kebutuhan cabai bukan hanya untuk Provinsi Jawa Tengah saja, tetapi juga sampai Jakarta.

"Sesuai arahan Menteri Pertanian, kami ingin memastikan bahwa kondisi cabai menjelang Idul Adha ini cukup, walaupun harganya agak tinggi karena ada beberapa daerah yang biasa tanam cabai sekarang lagi mulai penanaman akibat situasi anomali cuaca," katanya.

Berdasar hasil identifikasi Kementan, penurunan sendiri banyak dipengaruhi oleh faktor petani yang banyak mengubah haluan tanaman mereka dari cabai ke pertanian padi, lantaran pada periode bulan Mei-Juni ini curah hujan di banyak wilayah masih cukup tinggi serta banyaknya penyakit yang menyerang tanaman cabai.

Ia menyampaikan anomali cuaca sekarang ini harus disikapi dengan memilih varietas tanaman cabai yang sesuai. "Hal ini menjadi sebuah pembelajaran juga pada semua pihak khususnya petani cabai untuk pandai-pandai memilih varietas kalau curah hujan tinggi seperti sekarang ini harus memilih varietas yang sesuai curah hujan yang ada sehingga tidak terjadi kegagalan panen," katanya.

Prihasto memastikan tidak ada impor cabai segar, sehingga tidak akan merusak harga pasar cabai di dalam negeri. Hampir 80 persen lebih masyarakat Indonesia itu mengkonsumsi cabai segar, belum terbiasa konsumsi cabai kering.

Fluktuasi harga cabai kadang tinggi, tetapi kadang rendah, menurut dia, hal ini memang harus ada proses pembelajaran ke depan agar petani tidak hanya bisa menanam tetapi juga bisa mengolah cabai menjadi produk-produk turunan lainnya yang bermanfaat. "Ketersediaan aneka cabai (rawit merah, rawit hijau, merah keriting dan cabai besar) pada bulan Juni hingga Juli 2022 masih surplus untuk memenuhi kebutuhan nasional," katanya.

Dalam kunjungan kerja di Kabupaten Temanggung tersebut Prihasto juga meresmikan Bangsal Pascapanen Hortikultura milik Kelompok Tani Muda Sejahtera di Desa Kataan, Kecamatan Ngadirejo dan pantauan panen dan aktivitas embrio lelang cabai di Desa Pasuruan, Kecamatan Bulu.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement