Selasa 05 Jul 2022 23:19 WIB

Teknologi Terbaru Dorong Ketangguhan Industri Furnitur Pascapandemi

Teknologi tebaru industri furnitur hadir dalam IFMAC 2022 di Jiexpo September ini

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ketua presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur menyampaikan penjelasannya pada acara konferensi pers akan dilaksanakannya “Pameran International Furniture Manufacturing Components (IFMAC 2022)” di Jakarta, Selasa (5/7/2022). Pameran akan diselenggarakan pada 21 – 24 September 2022 mendatang di JI Expo Kemayoran Jakarta. Foto: Darmawan/Republika.
Foto:

Menjelang penyelenggaraan pameran, asosiasi-asosiasi terkait industri furnitur menyampaikan dukungannya agar IFMAC WOODMAC dapat terlaksana tahun ini setelah absen dua tahun akibat pandemi. Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur menambahkan pemanfaatan teknologi dapat menjadi solusi dalam bersaing dengan negara lain.  

Menurutnya penggunaan teknologi yang memadai tidak hanya dapat meningkatkan kapasitas produksi dari industri dalam negeri, tapi juga meningkatkan efisiensi biaya produksi. “Untuk memenuhi pasar ekspor, pelaku industry Indonesia harus beralih dari pola lama ke penggunaan teknologi canggih. Dan teknologi tidak selalu mahal. Maka itu HIMKI mengajak para pelaku industri furnitur menghadiri IFMAC WOODMAC 2022 sebagai referensi dan motivasi,” ucapnya.

Di tengah hantaman dampak pandemi, sektor industri mebel dan kerajinan nasional masih dapat bertahan dan bahkan menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik pengaruh positif dari meningkatnya permintaan ekspor khususnya ke Amerika Serikat (AS). Naiknya permintaan dari AS pengaruh dari adanya kebijakan stimulus fiskal yang cukup efektif dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga untuk mendukung pengeluaran masyarakat berkelanjutan untuk semua jenis barang, termasuk barang-barang furnitur dan kerajinan asal impor. 

Adanya kekurangan pasokan mebel dan kerajinan dari China di pasar AS sebagai dampak perang dagang Amerika Serikat–China (China–United States trade war) memaksa AS melakukan shifting order ke negara-negara diluar China antara lain Vietnam, Malaysia, dan Indonesia. Hal ini tergambar dari naiknya ekspor secara signifikan pada 2021 sebesar 27,23 persen

 

Pertumbuhan 2021 merupakan pertumbuhan tertinggi selama 10 tahun terakhir, dan angka pertumbuhan tersebut seharusnya bisa lebih besar apabila kebutuhan kontainer dan ketersediaan space cargo kapal selama pandemi dapat teratasi. Pada 2022 Januari-Maret secara kumulatif dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu ekspor masih tumbuh cukup baik sebesar 15,87 persen, walaupun sedikit mengecil pertumbuhannya dibandingkan ekspor 2021 secara tahunan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement