EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pemerintah menjadikan Mal Sarinah sebagai panggung produk usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM yang mengesankan produk lokal tidak kalah dengan produk dari luar negeri."Kami ingin menjadikan Sarinah sebagai panggung produk UMKM, produk kita (Indonesia)," ujarnya dalam acara peresmian transformasi Sarinah di Jakarta, Kamis (14/7/2022).
Erick mengatakan transformasi mal Sarinah menghadirkan desain kekinian yang menyediakan ruang publik dan melibatkan komunitas, penyanyi, penari, kebudayaan, hingga UMKM. Menurutnya, tidak mungkin berbicara UMKM dan berbicara makanan unggulan, tetapi komunitas tidak hadir di dalamnya, sehingga kehadiran Mal Sarinah menjadi jembatan dalam menyatukan orang-orang kreatif dan produk-produk unggulan dalam sebuah ekosistem yang dapat dinikmati secara mudah oleh setiap orang yang berkunjung ke Mal Sarinah.
"Ini kami coba jadikan kurasi, kami jaga, kami buka market-nya, dan ini bisa menjadi tren yang baik, sehingga jadi positif untuk produk dan tentu UMKM," kata Erick.
Setelah resmi beroperasi seusai renovasi pada 21 Maret 2022 lalu, Sarinah telah dikunjungi sebanyak 5 juta orang dengan rata-rata total pengunjung per hari mencapai 40.000 orang.Erick mengungkapkan bahwa Sarinah merupakan sejarah yang hampir terlupakan, padahal bangunan itu digagas langsung oleh Presiden Sukarno pada 17 Agustus 1962.
Mal Sarinah menjadi satu kesatuan sebagai poros dari Jalan Sudirman kala itu yang berdampingan dengan Hotel Indonesia yang diresmikan pada 5 Agustus 1962."Kalau kita percaya dengan bangsa kita, produk kita, masyarakat kita, kearifan lokal kita, pasti kita bisa menjadi sebuah kekuatan yang berbeda contohnya Sarinah hari ini," kata Erick.
Ia menyampaikan bahwa Kementerian BUMN akan membangun Sarinah mini di berbagai bandara untuk mendorong supaya lebih banyak UMKM bisa naik kelas."Kami mendorong membuat Sarinah-Sarinah kecil yang ada di airport-airport sebagai jendela produk Indonesia. Mudah-mudahan ini membuat dorongan baru jumlah UMKM dan jumlah tenaga kerja yang diciptakan lebih besar," papar Erick.