EKBIS.CO, NUSA DUA -- Finance Minister and Central Bank Governors (FMCBG) G20 ketiga di Bali memutuskan negara-negara anggota G20 menyepakati berbagai capaian yang dapat langsung diimplementasikan dalam menghadapi sejumlah krisis ekonomi yang terjadi saat ini. Beberapa capaian tersebut merujuk pada persamaan persepsi, program, dan inisiatif.
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani menyampaikan, meski tidak ada komunike, tapi ada ringkasan presidensi yang terdiri dari empat belas paragraf. Chair summary tersebut menunjukkan dua belas paragraf kesepakatan dan dua paragraf perbedaan pandangan anggota G20.
"Satu sisi tugas memimpin Presidensi G20 dalam situasi yang sangat sulit dan menantang ini sangat overwhelming, tapi satu sisi lagi kami menerima banyak dukungan dalam berbagai cara," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers hasil FMCBG G20 ketiga di Nusa Dua, Bali, Sabtu (16/7/2022).
Sri Mulyani menegaskan, meski tidak ada komunike, semua negara sepakat untuk menjunjung tinggi semangat penyelesaian masalah bersama-sama dan multilateralisme. Bagaimana pun kondisi suatu negara tetap tidak bisa sendirian menyelesaikan krisis.
Ia juga menggarisbawahi bahwa FMCBG adalah forum yang membahas kondisi ekonomi global sehingga tidak bisa menyelesaikan permasalahan geopolitik. Meski tidak ada komunike, Sri Mulyani menyoroti berbagai capaian yang muncul dari pertemuan selama dua hari 15-16 Juli 2022.
Terkait dengan ekonomi global dan risikonya, sejumlah negara menambahkan komitmen dan kontribusinya pada Financial Intermediary Fund (FIF). Kontribusi telah mencapai 1,28 miliar dolar AS termasuk dari Amerika Serikat, Komisi Uni Eropa, Jerman, Indonesia, Singapura, United Kingdom, Welcome Trust, Bill and Melinda Gates Foundation.
Sejumlah negara meneruskan komitmennya seperti Italia, China, Uni Emirate Arab, Jepang, dan Korea. "Kami akan terus berkoordinasi terkait dengan tata kelola FIF dan langkah-langkah operasional yang semua bisa diluncurkan tahun ini juga," kata Sri Mulyani.