Selasa 26 Jul 2022 11:47 WIB

Tahun 2021, 300 Juta Orang Sudah Berinvestasi di Kripto

10 tahun lagi, diprediksi 90 persen populasi dunia sudah investasi di kripto.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Setyanavidita Livikacansera/ Red: Dwi Murdaningsih
 Sejumlah mata uang kripto di dunia, Bitcoin (bawah kanan), Ethereum (tengah), Ripple (kanan), dan Cardano (kiri).
Foto: EPA
Sejumlah mata uang kripto di dunia, Bitcoin (bawah kanan), Ethereum (tengah), Ripple (kanan), dan Cardano (kiri).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Industri teknologi dan ekosistem aset digital terus menunjukkan beragam dinamika. Meski industri sedang berada dalam ketidakpastian dan memasuki fase bearish, tetap ada saja berbagai perkembangan yang terjadi di dalam ekosistemnya.

Salah satunya terkait regulasi. Saat ini, makin banyak negara yang sudah meregulasi crypto exchange agar memiliki lisensi dalam melakukan perdagangan kripto. Salah satu contohnya adalah Swiss. Di negara yang terkenal dengan cokelatnya ini, kripto sudah diakui sebagai legal tender atau alat pembayaran yang sah.

Baca Juga

Menurut Chair woman Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) Asih Karnengsih, hal itu menunjukkan bagaimana kripto telah memenuhi rasa percaya diri pada investor maupun calon-calon trader yang baru akan masuk.

Asih mendapatkan data dari Triple A, salah satu lembaga survei dari Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan bahwa pada 2021, sebanyak 4 persen dari populasi dunia sudah mengenal dan sudah mulai berinvestasi di kripto. "Berarti ada sekitar 300 juta jiwa," ujar Asih di acara Block Jakarta "Crypto 2022 & Beyond" di Ja karta, Kamis (30/6/2022).

Diprediksi, Asih melanjutkan, 10 tahun ke depan atau tepatnya 2031, orang yang berinvestasi di kripto bisa mencapai 90 persen dari populasi dunia. Hal itu tak terlepas dari lima tahun terakhir ini, negara-negara maju dan berkembang terlihat sudah mulai meregulasi kripto.

Hal itu kemudian berdampak pada semakin banyak investor dan trader yang masuk ke dalam dunia cryptocurrency. Selain itu, instansi keuangan dan individu-individu yang mempunyai pengaruh global juga sudah mengenalkan kripto secara masif.

Beberapa di antaranya adalah Michael Saylor, pengusaha dan eksekutif bisnis Amerika Serikat (AS). Ia ikut mendirikan dan memimpin MicroStrategy, perusahaan yang menyediakan intelijen bisnis, perangkat lunak seluler, dan la yanan berbasis komputasi awan.

Selain itu, ada pula Michael Novogratz yang merupakan mantan manajer hedge fund di Fortress Investment Group dan mitra di Goldman Sachs. Ia juga merupakan pendiri, CEO, dan ketua dari Galaxy Digital Holdings, perusahaan yang menawarkan berbagai layanan aset yang berkaitan dengan blockchain.

Menurut Asih, hal itu sangat mendorong lebih banyak lagi pihak yang mengenal kripto. Di Indonesia, ia melihat perkembangan yang luar biasa juga terjadi dalam hal kripto.

Saat ini sudah ada 25 crypto exchange yang terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Tak hanya dari sisi crypto exchange-nya, kata Asih, investornya juga cukup berkembang.

Misalnya, dari sisi pengembang, banyak sekali token lokal atau proyek lokal yang bermunculan. Hal itu tentu menunjukkan tren yang positif bagi perkembangan industri ke depan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement