Rabu 24 Aug 2022 07:30 WIB

Pupuk Indonesia Berambisi Jadi Pemain Utama Amonia di Asia

Blue dan green ammonia dibutuhkan untuk keperluan energi ramah lingkungan dunia.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Pekerja mengangkut karung pupuk urea di gudang lini 3 Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (19/8/2022). PT Pupuk Indonesia (Persero) sedang menyiapkan diri menjadi pemain utama untuk blue ammonia dan green ammonia di Asia.
Foto:

Selanjutnya, pada jangka menengah, yaitu pada periode 2030-2040. Pada tahap ini, Pupuk Indonesia mulai mengembangkan blue ammonia. Adapun karbon yang terbentuk dari proses produksi ammonia ini dapat diinjeksikan ke dalam tanah melalui Carbon Capture Storage (CCS). Injeksi karbon ini akan lebih efisien jika dilakukan pada reservoir sumur minyak ataupun gas tua di Indonesia.

"Pupuk Indonesia sendiri sudah melakukan studi dengan sejumlah perusahaan dari Jepang untuk hal tersebut," lanjutnya.

Bakir menjelaskan strategi yang ketiga dilakukan pada periode 2040 hingga 2050 atau jangka panjang, yang mana Pupuk Indonesia grup akan melakukan pengembangan pabrik baru green ammonia dengan skala komersil yang diproduksi menggunakan sumber energi terbaru seperti pembangkit tenaga air atau hydro power dan geothermal demi mewujudkan industri ramah lingkungan.

Bakir menyebut banyak perusahaan di dunia sudah mulai mengembangkan green dan blue ammonia. Ammonia sendiri merupakan media untuk mendistribusikan hidrogen sebagai sumber energi masa depan.

Oleh karena itu, Bakir berharap Pupuk Indonesia grup bisa menjadi pemain utama di sektor ini. Bakir optimistis dapat menangkap peluang ini, karena Pupuk Indonesia memiliki fasilitas dan sangat berpengalaman dalam pengelolaan produksi dan penyimpanan ammonia.

Namun demikian, untuk mewujudkannya, Bakir mengungkapkan terdapat sejumlah tantangan, di antaranya membutuhkan investasi yang besar.

 

"Namun, Pupuk Indonesia sudah memiliki kerja sama dengan Pertamina dan PLN untuk memanfaatkan amonia untuk mendukung penyediaan energi baru dan terbarukan," kata Bakir menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement