EKBIS.CO, JAKARTA -- Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan regenerasi peternak untuk memastikan kebutuhan daging di dalam negeri terpenuhi, mengingat saat ini peternak sapi mayoritas berusia di atas 50 tahun.
"Indonesia mengalami krisis peternak muda. Ini yang perlu menjadi perhatian kita semua. Sekitar 56 persen peternak Indonesia umurnya sudah di atas 50 tahun," kata Ketua Umum PPSKI Nanang Purus Subendo, Kamis (25/8/2022).
Sebagai upaya regenerasi peternak, PPSKI membuka beberapa program pendukung bagi generasi muda yang berminat terjun ke usaha ternak seperti sesi berbagi pengalaman kepada calon peternak, memberikan pelatihan, serta membuka magang di perusahaan ternak.
"Upaya ini tidak pernah berhenti, meskipun di tengah Covid-19 atau saat terjadi wabah PMK (penyakit mulut dan kuku), kami tetap menjalankan program itu," kata Nanang.
Dengan adanya regenerasi peternak, kata Nanang, jumlah peternak akan bertambah. Harapannya, hal ini mampu memenuhi kebutuhan produk segar dan produk olahan ternak dalam negeri yang diperkirakan semakin meningkat.
"Ketika kebutuhan daging meningkat terus, tetapi peternak tidak ada yang menggantikan profesi orang-orang tuanya, siapa yang akan menjadi peternak, yang menjadi penyedia daging untuk kebutuhan nasional. Apakah kita akan bergantung impor terus, kan enggak mungkin," kata Nanang.
Di sisi lain, Nanang meyakini bahwa Indonesia memiliki potensi luar bisa di bidang usaha peternakan ke depan. "Makanya yang saya lakukan adalah mengajak, bahkan memprovokasi para anak-anak muda untuk mau menjadi peternak. Kita pastikan bahwa kita bisa hidup layak. Bisa hidup sejahtera dengan profesi kita sebagai peternak," kata Nanang.
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian juga telah menyiapkan bibit-bibit ternak untuk dibagikan kepada para peternak muda mandiri dengan harapan mereka mampu membiakkan. Tujuannya, agar populasi ternak Indonesia semakin bertambah sekaligus sebagai salah satu program bantuan usaha ternak.
"Kami sangat aware dengan peternak mandiri. Pemerintah itu banyak sekali memberikan bantuan-bantuan juga kepada peternak berupa bibit untuk dibagikan kepada peternak mandiri, dengan harapan mereka bisa perbanyak jumlah ternaknya," kata Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nuryani Zainuddin.