Rabu 14 Sep 2022 20:05 WIB

Guru Besar Ekonomi UIN Ajak Sikapi Kenaikan BBM dengan Rasional

Pro dan kontra soal penyesuaian BBM adalah lumrah karenanya perlu disikapi bijak

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
SPBU di Jalan Kuningan, Jakarta Selatan.  (ilustrasi), Pro dan kontra soal penyesuaian BBM adalah lumrah karenanya perlu disikapi bijak
Foto: Republika/Prayogi
SPBU di Jalan Kuningan, Jakarta Selatan. (ilustrasi), Pro dan kontra soal penyesuaian BBM adalah lumrah karenanya perlu disikapi bijak

EKBIS.CO, JAKARTA – Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Muhammad Said, mengajak kepada masyarakat untuk menyikapi kenaikan BBM dengan rasional. 

Menurut dia, meski tidak lepas dari pro-kontra, penyikapan atas penyesuaian BBM haruslah berpijak pada sikap rasional.

Baca Juga

“Pro-kontra soal penyesuaian BBM adalah lumrah, tapi jangan senantiasa memandang kebijakan negara dengan negatif, sebab akan mendorong kita untuk menanggapi hal itu tidak lagi rasional melainkan secara emosional,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam diskusi Penggerak Milenial Indonesia (PMI) bertajuk “Meneropong Efektivitas Kenaikan BBM dari Berbagai Sudut Pandang” pada Selasa (13/9/2022).

Dalam penjelasannya, Prof Said menilai penyesuaian harga BBM di Indonesia tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain.

“Jika dikomparasikan dengan negara lain, BBM di Indonesia menjadi negara dengan harga BBM termurah di dunia. Bandingkan dengan Arab Saudi yang menjadi pusat kilang minyak tapi harganya tetap tinggi,” ucapnya.

Prof Said mengatakan, penentuan kebijakan menaikkan harga BBM tidaklah sembarangan. Sebelum menetapkan, menurut dia, pasti pemerintah terlebih dahulu mendasarkan pada data konkret yang ada di lapangan. 

“Jadi apa-apa yang diputuskan pemerintah tidaklah mudah dan asal-asalan. Ada proses mengkaji terlebih dahulu. Dan semua itu bertolak pada data dan kebutuhan yang ada di lapangan,” kata pakar ekonomi ini.

Atas dasar itu, Prof Said menyarankan agar apa yang diputuskan pemerintah senantiasa disikapi positif. Dalam artian, dipahami sebagai langkah untuk menangani masalah bersama.

“Negara memfasilitasi setiap kebutuhan rakyat, termasuk di dalamnya BBM, yang tujuannya untuk mendorong kebutuhan-kebutuhan mereka,” jelas Prof Said.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement