EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mempersiapkan sejumlah aksi korporasi termasuk membeli portofolio aset dari bank lain. Direktur Keuangan dan Strategi BSI, Ade Cahyo Nugroho menyampaikan BSI memiliki kapabilitas tersebut setelah melakukan merger dan aksi akuisisi di Aceh.
"Kita pernah melakukan pembelian portofolio di bank Mantap Aceh, juga beberapa bank swasta lainnya, dan itu membuat kita memiliki kompetensi tersebut untuk kedepannya," kata Ade Cahyo dalam Public Expose, Kamis (15/9/2022).
Ia menyampaikan rencana utama pengembangan bank dilakukan melalui rencana organik dan anorganik. Di sisi anorganik, sejumlah aksi korporasi telah direncanakan. Selain rights issue yang telah dipublikasikan, ia membenarkan akan membeli bank lain tanpa menyebut target banknya.
Menurutnya, BSI dapat melakukan aksi anorganiknya bukan hanya melalui akuisisi tapi juga perluasan layanan keuangan syariah lainnya. Pembelian aset yang pernah dilakukan di Aceh, tambah dia, telah memberikan hasil yang baik.
"Kedepan, BSI sudah memiliki kompetensi itu sejak merger dan akuisisi, jadi membeli portofolio bank lain, atau akuisisi bank syariah lain bisa yang align dengan portofolio kita," kata dia
Cahyo menyampaikan, tujuan utamanya adalah untuk terus meningkatkan kapasitas BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia. BSI kini memiliki pangsa sekitar 60 persen di industri perbankan syariah nasional. Ia optimistis, dari sisi kinerja organik juga terus menunjukkan peningkatan signifikan.
Ia memproyeksikan kinerja keuangan akan lebih tinggi dari yang ditargetkan. Tahun ini, BSI menargetkan pertumbuhan laba sekitar 30-40 persen. Pembiayaan juga diproyeksi bisa mencapai di atas target yang sekitar 13 persen. Per Semester I 2022, pembiayaan BSI secara keseluruhan sebesar Rp 191,29 triliun, tumbuh 18,55 persen (yoy).