EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus mendorong percepatan penggunaan kendaraan listrik di lingkungan BUMN. Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menyambut positif head of agreement (HoA) atau perjanjian pendahuluan kerja sama pengembangan dan pembuatan komponen otomotif berbasis kendaraan listrik antara PT Barata Indonesia (Persero) dan PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA dengan anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR).
"Hal ini juga sejalan dengan aspirasi Menteri BUMN untuk mendorong percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai sebagai alat transportasi utama," ujar Kartika dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (16/9).
Kartika menyampaikan Kementerian BUMN juga menugaskan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA untuk mendorong Barata Indonesia menjadi bagian penting dalam pemenuhan kebutuhan komponen industri transportasi berbasis listrik. Menurut Kartika, dukungan tersebut dilandasi kiprah Barata Indonesia yang telah menjadi bagian dari rantai pasok global dengan jangkauan ekspor komponen kendaraan ke lebih dari 20 negara di dunia.
Kartika menyampaikan kolaborasi antara Barata Indonesia dengan INKA dan VKTR meliputi pengembangan dan memproduksi komponen-komponen yang dibutuhkan bus listrik E-Inobus seperti steering, suspensi, dan axle.
"Kesiapan Barata Indonesia diharapkan dapat menjadi katalis kebangkitan industri manufaktur nasional serta mendukung penyediaan moda transportasi berbasis listrik di Indonesia," ucap Kartika.
Direktur Utama PPA Yadi Jaya Ruchandi mengatakan penandatanganan HoA antara Barata Indonesia dengan INKA dan VKTR menjadi langkah progresif untuk mewujudkan ekosistem transportasi berbasis listrik dalam memadukan kompetensi serta sumber daya yang dimiliki masing-masing pihak.
Yadi menyampaikan PPA yang diamanatkan melalui Surat Kuasa Khusus Menteri BUMN mendorong Barata Indonesia untuk melakukan refocusing model bisnis, optimalisasi fasilitas produksi, dan lebih berorientasi pada proyek yang berkelanjutan.
"Salah satunya adalah pengembangan komponen kendaraan listrik yang disinergikan dengan BUMN dan pemain lokal," ujar Yadi.
Yadi menjelaskan kerja sama Barata Indonesia dengan INKA dan PT VKTR mencakup empat fokus utama, yaitu kolaborasi riset dan pengembangan, manufaktur dan desain komponen-komponen mekanik, konversi bahan bakar fosil menjadi bertenaga listrik, serta ekosistem yang berkelanjutan.
Yadi menyebut sinergi ketiga perusahaan ini bagian dari percepatan produksi 53 unit bus listrik E-Inobus yang akan digunakan pada KTT G20 Bali 2022, dan setelahnya akan dioperasikan sebagai transportasi publik di Kota Bandung dan Surabaya. Saat ini, ucap Yadi, INKA telah mendapatkan Sertifikat Uji Tipe (SUT) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk bus listrik E-Inobus.
“Sebagai instrumen strategis pemerintah dalam mengoptimalisasi nilai ekosistem BUMN, PPA mendukung sinergi antara Barata Indonesia dengan INKA dan VKTR dalam rangka penyediaan moda transportasi berbasis listrik di Indonesia," sambung Yadi.
Yadi berharap dukungan komponen kendaraan listrik Barata Indonesia dapat meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 80 persen serta menyerap tenaga kerja lokal.
"Untuk itu, kami mohon dukungan dari seluruh pemangku kepentingan agar BUMN Indonesia dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendukung penggunaan alat transportasi yang ramah lingkungan," kata Yadi menambahkan.