Menurut Heri, untuk menjaga momentum tersebut dan mendorong peningkatan ekspor produk Indonesia ke Jepang, khususnya produk UKM, perlu terus dilakukan langkah-langkah inovatif dan kolaboratif di antara seluruh pemangku kepentingan, baik pihak pemerintah maupun swasta. Dia berharap dengan dibentuknya Trading House ini yang akan bekerja sama dengan pelaku usaha Jepang dari sisi teknologi.
"Walaupun baru fokus pada sektor perikanan dan produk-produk kerajinan tangan, keberadaan Trading House ini akan mampu menjawab kendala-kendala tersebut melalui langkah-langkah kolaboratif dan sinergi seluruh stakeholder," ujarnya
Sementara itu, Direktur Utama PT Japnas Sinergi Nusantara Henny Fauziyah Salman mengatakan untuk dapat masuk ke pasar Jepang, kuncinya adalah kolaborasi dengan pelaku usaha Jepang, khususnya dalam penyediaan gudang dengan teknologi khusus untuk produk perikanan. Ekspor nonmigas Indonesia ke Jepang periode Januari-Juli 2022 tercatat sebesar 12,97 miliar dolar AS (Rp 195 triliun) dan meningkat cukup signifikan dengan naik 45,24 persen year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.