Selasa 27 Sep 2022 20:33 WIB

Harga Ayam Masih Anjlok, Peternak Tak Lagi Mampu Menanggung Kerugian

Kejatuhan harga ayam potong akibat pasokan yang masih menumpuk di peternak

Rep: dedy darmawan nasution/ Red: Hiru Muhammad
Pekerja memanen terlur ayam di Ngeden, Ampel, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (25/8/2022). Menurut peternak, harga jual telur ayam dari tingkat peternak saat ini naik dari sebelumnya Rp20 ribu per kilogram menjadi Rp27.200 per kilogram akibat biaya pakan ayam yang semakin melonjak dan populasi ayam petelur berkurang yang disebabkan mahalnya harga bibit ayam petelur.
Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Pekerja memanen terlur ayam di Ngeden, Ampel, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (25/8/2022). Menurut peternak, harga jual telur ayam dari tingkat peternak saat ini naik dari sebelumnya Rp20 ribu per kilogram menjadi Rp27.200 per kilogram akibat biaya pakan ayam yang semakin melonjak dan populasi ayam petelur berkurang yang disebabkan mahalnya harga bibit ayam petelur.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Harga ayam hidup di tingkat peternak masih mengalami kejatuhan jauh di bawah biaya produksi. Peternak unggas mengaku tak lagi mampu menanggung beban kerugian jika harga tak kunjung membaik.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia, Mukhlis, mengatakan, harga ayam hidup di tingkat peternak hingga saat ini masih berada pada kisaran Rp 16 ribu per kilogram (kg) hingga Rp 18 ribu per kg tergantung bobot.

Baca Juga

Padahal, sesuai harga acuan pembelian/penjualan (HAP) ayam hidup di peternak sebesar Rp 21 ribu per kg-Rp 23 ribu per kg. Sementara biaya produksi pada kisaran Rp 20 ribu per kg.

Menurut Mukhlis, sejak awal September harga ayam pernah menyentuh level Rp 20 ribu per kg. Namun, tak berlangsung lama, harga kembali jatuh."Kita mengejar ke harga Rp 21 ribu per kg, saya yang bergelut di lapangan pun sudah tidak tahu harus bagaimana," kata Mukhlis kepada Republika.co.id, Selasa (27/9/2022).

Ia menuturkan, harga ayam hidup terendah terdapat di wilayah Jawa Tengah hingga Rp 16 ribu per kg, sedangkan Jawa Barat dan Jawa Timur masih di kisaran Rp 17 ribu per kg-Rp 18 ribu per kg.

Persoalan jatuhnya harga ayam harus segera diatasi. Sebab, akan berbahaya pada bulan-bulan ke depan karena berdampak pada kecukupan modal yang dimiliki peternak untuk melakukan pembibitan musim selanjutnya. "Kalau dihitung-hitung, kerugian peternak sudah di atas Rp 5 ribu per kg. Kalau di bulan September kita rugi lagi, ini sudah berat untuk bulan-bulan berikutnya," kata Mukhlis.

Mukhlis menjelaskan, kejatuhan harga ayam potong akibat pasokan yang masih menumpuk di kandang-kandang peternakan. Diproyeksi, surplus produksi ayam September mencapai 71 ribu ton. Sebanyak 60 persen dari surplus itu berada di Pulau Jawa.

Kementan, kata Mukhlis, telah mengimbau para peternakan ayam terintegrasi yang dikelola perusahaan untuk melakukan pemangkasan produksi sesuai kemampuan masing-masing. "Tapi, ini hanya imbauan. Kita sudah berikan masukan kepada Kementan karena kalau tidak ada cutting, panen di bulan November nanti akan kacau," ujar dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement