EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional (NFA) meminta Perum Bulog meredam kenaikan harga beras dengan menggelontorkan pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta. PIBC menjadi barometer pasokan dan harga beras secara nasional.
Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, mengatakan, Bulog akan menyiapkan 70 ribu ton hingga Februari 2023 beras jenis medium untuk digelontorkan ke PIBC."Gelombang pertama pendistribusian sebanyak 300 ton mulai hari ini," ujar Arief saat ditemui di PIBC kemarin.
Ia menambahkan, untuk memastikan program stabilisasi harga ini berjalan tepat sasaran, seluruh pedagang yang mendistribusikan beras operasi pasar tersebut wajib menjual beras medium di bawah HET.
Penyaluran beras Bulog kepada pedagang PIBC juga melibatkan Food Station sebagai pengelola PIBC dan Perpadi. Arief mengatakan, upaya stabilisasi harga juga didukung oleh Kemendag, Kementan, Satgas Pangan Polri, Pemprov DKI, dan Bulog.
Sementara itu, ia meminta agar Bulog juga meningkatkan volume CBP. Diketahui, pasokan CBP di Bulog terus mengalami penurunan hingga saat ini hanya berkisar 800 ribu ton. NFA meminta agar volume CBP dinaikkan hingga 1,2 juta ton agar aman.
“Kita harus top up stoknya bulog sampai dengan 1,2 juta ton. Jadi nanti berapa pun yang dimita pedagang pasar kita harus dipenuhi. Di PIBC sendiri ada permintaan 3.000 ton per minggu, ini harus kita siapkan karena Jakarta ini berkontribusi 27 persen terhadap nasional,” ujarnya.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso menjamin harga beras akan stabil dan tidak mengalami lonjakan di tengah adanya tren kenaikan harga saat ini. Ia menyatakan, pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) sangat mencukupi untuk melakukan operasi pasar.
"Masyarakat jangan khawatir, Bulog punya stok beras yang cukup untuk program operasi pasar yang sudah berjalan lancar sepanjang tahun ini, dan sekarang makin kami masifkan di seluruh Indonesia," kata Buwas.