EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Erick Thohir mengarahkan Kementerian BUMN untuk mempertajam riset dan inovasi berkelanjutan saat transformasi ekonomi Indonesia.
Langkah ini dipertegas Erick untuk memperkuat produktivitas dan menjawab ketidakpastian global.
Tuntutan riset dan inovasi itu telah mendorong Kementerian BUMN dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkolaborasi meluncurkan program Kerja Sama Riset dan Inovasi (KeRIs) BUMN.
"Kerja sama yang dilakukan antara BUMN dan perguruan tinggi harus segera bisa memberikan manfaat, sebagai upaya unlocking value BUMN, sehingga BUMN fokus untuk melakukan riset-riset dan inovasi yang bersifat komersial, yang bisa segera diimplementasikan. Tentu saja inovasi tersebut harus berstandar internasional," ujar Erick Thohir, beberapa waktu lalu.
Program KeRIs ini memadukan seluruh ekosistem riset dan inovasi di perguruan tinggi dengan BUMN. Para Civitas Akademika di Perguruan Tinggi bekerja sama dengan BUMN mengembangkan inovasi sesuai dengan bidang keilmuan dan sektor industrinya.
Dalam acara peluncuran KeRIs, Rabu (5/10) kemarin pun telah ditandatangani berbagai Perjanjian Kerja Sama (PKS) antar BUMN dan Perguruan Tinggi. Pertama, Perjanjian Kerja Sama antara PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), dengan Universitas Gadjah Mada terkait riset optimasi pemupukan pupuk custom untuk neningkatkan produktivitas tanaman tebu yang mendukung kesejahteraan petani.
Kedua, Perjanjian Kerja Sama antara PT INKA (Persero), PT Pelni (Persero), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkaitan dengan riset optimasi tol laut dengan smart and reen cold storage.
Ketiga, Nota Kesepahaman antara PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PT INKA (Persero), dengan Institut Teknologi Sumatera berkaitan dengan kerja sama pengembangan transportasi perkebunan dan wisata agro.
BUMN, kata Erick, harus lebih fokus pada pertumbuhan bisnis positif dan aspek komersialisasi dari inovasi. Sejalan dengan aspirasi tersebut, BUMN terus berbenah diri dan menjadikan perguruan tinggi sebagai mitra dalam mengakselerasi riset dan inovasi sesuai dengan kompetensinya dan relevan dengan bisnis utamanya.
"Model ini akan mempertemukan riset di perguruan tinggi dengan kebutuhan nyata di BUMN dan industri," katanya.
Erick juga memastikan BUMN berkomitmen untuk mendorong tumbuhnya ekonomi nasional yang inklusif. Sebagai implementasi, Kementerian BUMN telah menetapkan lima prioritas utama mendukung transformasi BUMN, di antaranya memperkuat daya saing BUMN dan meningkatkan global competitiveness index Indonesia yang menuntut agility, inovasi, dan kreativitas.