Kamis 13 Oct 2022 00:08 WIB

PLN Nusantara Power Uji Coba Bahan Bakar Amonia di PLTU Gresik

Uji coba bahan bakar amonia tindak lanjut program konversi bahan bakar rendah emisi

Red: Gita Amanda
Gas Amoniak (Ilustrasi). PT PLN Nusantara Power (PNP) melakukan uji coba pencampuran bahan bakar (co-firing) dengan menggunakan amonia di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Gresik, Jatim.
Gas Amoniak (Ilustrasi). PT PLN Nusantara Power (PNP) melakukan uji coba pencampuran bahan bakar (co-firing) dengan menggunakan amonia di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Gresik, Jatim.

EKBIS.CO, GRESIK -- PT PLN Nusantara Power (PNP) melakukan uji coba pencampuran bahan bakar (co-firing) dengan menggunakan amonia di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Gresik, Jatim.

Direktur Utama PNP Ruly Firmansyah di Gresik, Jatim, Rabu (12/10/2022), mengatakan uji coba tersebut merupakan tindak lanjut program konversi bahan bakar rendah emisi karbon, yang digencarkan pemerintah untuk mengejar target bauran energi baru dan terbarukan (EBT) dan zero emisi pada 2060.

"Program co-firing sejalan dengan upaya pemerintah mendukung isu strategis global untuk mendukung transformasi hijau," kata Ruly.

Sebelumnya, kata dia, di PLTU Paiton, pihaknya sudah melakukan co-firing dengan menggunakan biomassa, sekarang memakai amonia sebagai bahan bakar. Ruly mengatakan pelaksanaan co-firing ini bekerja sama dengan IHI Corporation Japan untuk mendukung pelaksanaan KTT G20 pada November 2022 dengan mengedepankan energi bersih, terutama amonia yang mendukung program net zero emission pada 2060.

"Dengan mengenalkan amonia sebagai bahan bakar alternatif sebelum G20 pada November 2022, PLN NP diharapkan dapat mendukung Indonesia untuk menjadi salah satu perusahaan terdepan di Asia Tenggara dan juga dunia pada bidang energi berbasis lingkungan," ujar dia.

Sebelum pelaksanaan uji coba, kata dia, PNP melakukan penandatanganan MoU Riset Clean and Green Energy Development dengan IHI Corporation Jepang pada April 2022.

Sementara itu, Direktur Operasi 1 PNP M Yossy Noval mengatakan pelaksanaan uji coba co-firing di Gresik karena PLTU Gresik lebih siap instalasinya maupun mesinnya dibanding tempat lain. "Pada prinsipnya kami mencari unit yang paling siap, dan amonia bisa dibakar. Kebetulan di Gresik sistemnya bisa dilakukan uji coba," kata dia.

Yossy mengatakan meski saat ini harga amonia masih belum terjangkau dibandingkan dengan penggunaan gas atau BBM seperti umumnya, tetapi dia berharap pemerintah turut membangun infrastruktur amoniak agar pasokan tercukupi dan harga menjadi lebih murah.

Sebelumnya, IHI Corporation Japanberhasil melakukan pengembangan teknologi sebesar 20 persen co-firing amonia di Jepang dan selanjutnya melakukan persiapan implementasi uji coba di PLTU Gresik Unit 1 berkapasitas 100 MW.

Tahapan progres persiapan implementasi uji coba telah dilakukan di antaranya pembahasan commercial scheme PJB dengan IHI (18 Maret 2022), pembahasan technical scheme PJB dengan IHI (7 April 2022), dan site survey di PLTU #1 UP Gresik (7 April 2022).

Kemudian, pembahasan mekanisme potensi suplai amonia bersama PT Petrokimia Gresik (20 Mei 2022), aite survei pengukuran dimensi area pemasangan (20 Mei 2022), dan site survei pemasangan gun burner (20 Mei 2022).

Dari hasil persiapan yang dilakukan, untuk keperluan uji bakar low cofiring ratio (LCR) amonia di PLTU Gresik Unit 1 dibutuhkan sebanyak 150 kilogram (kg) per jam dalam bentuk amonia tank, dan hingga Oktober 2022 PLN NP telah memproduksi energi bersih melalui co-firing sebesar 168.814 MWh.

Peneliti ahli Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eniya Listiani Dewi menilai PNP telah melakukan satu tahapan dalam co-firing pertama menggunakan amonia. Hal ini sejalan dengan keinginan Presiden Jokowi yang meminta kerja sama dengan Jepang terkait hidrogen dan amonia.

"Untuk itu, kami mendorong industri masuk ke green atau blue hidrogen sehingga produksi amonia juga bisa ditingkatkan. Selama ini amonia banyak dipakai pabrik pupuk. Nah, industri punya peran kedua sebagai penghasil emisi karbon, makanya kami dorong itu," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement