EKBIS.CO, JAKARTA -- Indeks dolar AS diperkirakan akan terus mengalami penguatan terhadap semua mata uang. Pada perdagangan Jumat (14/10/2022), indeks dolar AS tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,26 persen ke level 112,65.
Ekonom Senior Chatib Basri mengatakan, penguatan dolar AS didorong derasnya aliran modal yang akan masuk ke Amerika Serikat. Bagi investor, pertumbuhan AS saat ini masih lebih baik dibanding negara-negara di Eropa.
"Investor melihat equity di AS ada growth, US Treasury dianggap aman, akan ada aliran modal masuk sehingga strong dolar terjadi," kata Chatib dalam acara Economic and Market Outlook 2023 yang digelar Mandiri Sekuritas belum lama ini.
Sebagai produsen dan eksportir, menurut Chatib, Amerika juga sangat diuntungkan dengan kenaikan harga energi dan komoditas. Kondisi ini juga yang akan membuat dolar AS menguat terhadap semua mata uang.
Seiring penguatan dolar AS, Chatib melihat, kemungkinan depresiasi rupiah akan terjadi. Dari trennya, menurut Chatib, pelemahan terhadap rupiah masih akan berlanjut.
Meski demikian, Chatib melihat, pelemahan mata uang garuda tersebut tidak akan terlalu tajam. "Mungkin tekanan terhadap rupiah terjadi, tapi tentu saja Bank Indonesia akan menjaga volatilitas agar tidak jatuh terlalu tajam," kata Chatib.
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah ditutup melemah sebesar 0,2 persen pada perdagangan Jumat (14/10/2022). Rupiah terpantau di level Rp 15.390 per dolar AS. Dalam sepekan, kurs rupiah diperdagangkan di rentang Rp 15.390 hingga Rp 15.299 per dolar AS.