EKBIS.CO, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahannya pada awal pekan ini. Setelah enam hari beruntun terkoreksi, pagi ini IHSG dibuka melemah dan terus turun ke posisi 6.747,38.
BNI Sekuritas mengatakan IHSG hari ini berpeluang untuk mengalami koreksi relatif terbatas. Kondisi ini kemungkinan terjadi di tengah kondisi oversold & Candle Lower Low.
Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas Andri Zakarias Siregar mengatakan, IHSG berada dalam trend bearish selama di bawah 7.148. Sementara itu, IHSG ditutup di bawah 5 day MA (6.907). Secara teknikal, indikator MACD bearish, stochastic oversold, break support line, dan candle lower low.
Menurut Andri, Jika IHSG bisa di break di atas 6.850, IHSG masih berpeluang rebound dengan target 6.907, 6.943. Namun jika gagal, indeks rawan menuju level 6.740, 6.678.
“Resistance pada perdagangan hari ini di level 6.850, 6.902, 6.943, 6.978 dengan support 6.798, 6.740, 6.700, 6.659. Adapun perkiraan range di level 6.760 - 6.880,” tulis Andri dalam riset, Senin (17/10/2022).
Pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (14/10), IHSG ditutup melemah 0,96 persen ke level 6.814,53. Dalam sepekan, indeks melemah 2,52 persen. Hal ini berkebalikan dengan sejumlah bursa di regional Asia.
Research Analyst BNI Sekuritas Maxi Liesyaputra mengatakan hampir semua indeks bursa regional Asia Pasifik naik mengikuti pergerakan bursa AS pada malam sebelumnya. Beberapa bursa yang mencatat penguatan signifikan di Nikkei naik 3,25 persen serta Shenzen Index menguat 2,81 persen.
"Investor tidak mengindahkan laporan inflasi AS untuk September 2022 yang melebihi ekspektasi," kata Maxi.
Indonesia akan mengumumkan neraca perdagangan untuk September 2022 yang diperkirakan mencatat surplus 4,84 miliar dolar AS pada hari ini.
Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 1,34 persen, begitu juga dengan S&P 500 yang terkoreksi 2,37 persen. Sementara indeks Nasdaq terkoreksi lebih dalam sebesar 3,08 persen.
Bursa AS mengalami koreksi setelah mencatat penguatan yang signifikan pada hari sebelumnya saat pengumuman inflasi yang di atas ekspektasi. Yield (imbal hasil) treasury AS 10 tahun melampaui 4 persen untuk kedua kalinya dalam dua hari karena investor bereaksi terhadap ekspektasi inflasi yang lebih tinggi.
BNI Sekuritas merekomendasikan secara teknikal beberapa saham blue chip yang layak beli.
1. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
Resistance : Rp 9.500, Rp 9.650, Rp 9.775, Rp 9.900.
Support: Rp 9.300, Rp 9.225, Rp 9.100, Rp 8.950.
Rekomendasi: BUY Rp 9.200 - Rp 9.300, target Rp 9.500, Rp 9.650. Stop loss di bawah Rp 9.000.
2. PT United Tractors Tbk (UNTR)
Resistance : Rp 34.100, Rp 34.400, Rp 35.050, Rp 35.500.
Support: Rp 33.200, Rp 32.550, Rp 31.400, Rp 30.250.
Rekomendasi: SPECULATIVE BUY target Rp 34.400, Rp 35.500.Stop loss di bawah Rp 32.300.
3. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
Resistance Rp 1.825, Rp 1.850, Rp 1.880, Rp 1.910.
Support: Rp 1.770, Rp 1.740, Rp 1.700, Rp 1.680.
Rekomendasi: BUY Rp 1.750 - Rp 1.780,target Rp 1.830, Rp 1.850. Stop loss di bawah Rp 1.700.
4. PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
Resistance : Rp 6.800, Rp 6.900, Rp 7.000, Rp 7.175.
Support: Rp 6.625, Rp 6.550, Rp 6.475, Rp 6.350.
Rekomendasi: BUY IF BREAK Rp 6.700 target Rp 6.900, Rp 7.100. Stop loss di bawah Rp 6.450.