EKBIS.CO, JAKARTA — PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mencatat adanya peningkatan kinerja perusahaan setelah menerapkan transformasi digital. Salah satunya dengan penerapan layanan tiket online melalui Ferizy.
Sejak Mei 2020, ASDP telah menerapkan digitalisasi layanan pemesanan tiket secara online (e-ticketing) lewat aplikasi dan website Ferizy. Khususnya di lintasan utama Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk yang terbukti memberikan kemudahan bagi para pelanggan.
"Reservasi tiket online Ferizy ini adalah upaya ASDP bertransformasi di era digital sekarang ini, sekaligus upaya kami untuk terus meningkatkan layanan kepada pengguna jasa. Dengan melakukan reservasi tiket secara online, calon penumpang kini makin dimudahkan dan tentunya aman dalam memesan tiket kapal ferry," kata Corporate Secretary ASDP Indonesia Ferry Shelvy Arifin dalam pernyataab tertulisnya, Kamis (20/10/2022) malam.
Layanan e-ticketing Ferizy bertujuan untuk mengatur keseimbangan antara kapasitas angkut kapal dan demand penumpang maupun kendaraan di setiap pelabuhan. Dengan begitu, penumpang dan kendaraan yang akan menyeberang sesuai dengan kapasitas kapal yang ada.
Artinya, penumpang dan kendaraan hanya diperbolehkan masuk ke pelabuhan (check in) sesuai dengan waktu yang telah dipilih saat membeli tiket. Lalu selanjutnya pengguna jasa akan naik ke kapal dengan sistem first in first out (FIFO) setelah proses check in.
Shelvy menjelaskan, dari data ASDP menyebutkan sebelum implementasi Ferizy, pengguna jasa kapal ferry cenderung menyeberang pada malam hari dengan perbandingan 61 persen pada malam hari dan 39 persen siang hari. Kondisi tersebut membuat produksi malam hari berada di atas kapasitas muat rata-rata kapal dan berakibat antrean kendaraan di pelabuhan.
Hanya saha, pada Lebaran 2022, pengguna jasa yang dominan menyeberang pada malam hari berhasil tersebar secara merata melalui pembatasan kuota dengan porsi 42 persen malam hari dan 58 persen siang hari di Pelabuhan Merak, Banten. Lalu 49,7 persen malam hari dan 50,3 perssn siang hari di Pelabuhan Bakauheni, Lampung.
“Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pengguna jasa sudah tersebar merata di setiap jamnya sesuai dengan jadwal yang dipilih dan kapasitas angkut alat produksi di pelabuhan,” jelas Shelvy.
Sejak diluncurkan pada 2020, jumlah pengguna Ferizy terus mengalami pertumbuhan. Pada periode 1 Maret 2020 hingga 31 Desember 2020, pengguna Ferizy tercatat sebanyak 438.108 user. Lalu, periode 1 Januari 2021 hingga 31 Desember 2021, penggun Ferizy bertambah 354.700 user dan periode 1 Januari hingga 2 September 2022, penggun Ferizy bertambah lagi sebanyak 385.768 user.
“Dengan demikian, secara total, user Ferizy hingga 2 September 2022 sudah menembus sekitar 1,17 juta user,” ucap Shelvy.
Jumlah penumpang yang menyeberang di total empat pelabuhan yang menerapkan tiket online Ferizy juga terus mengalami peningkatan secara signifikan. Pada periode 1 Maret-31 Desember 2020, total jumlah penumpang ASDP mencapai sekitar tujuh juta orang. Lalu, jumlah penumpang yang menyeberang periode 1 Januari-31 Desember 2021 mencapai sekitar 11,2 juta penumpang dan jumlah penumpang yang menyeberang pada periode 1 Januari-2 September 2022 tercatat sekitar 11,6 juta penumpang.
"Secara total, penumpang yang menyeberang pada periode 1 Maret 2020 hingga 2 September 2022 mencapai 30 juta orang,” ungkap Shelvy.
Shelvy mengatakan pada semester I 2022, ASDP berhasil mengantongi laba bersih konsolidasi sebesar Rp 340 miliar. Angka tersebut naik 123 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 152,52 miliar.
Shelvy menuturkan, untuk semester II tahun ini, ASDP memproyeksikan dapat mencetak laba sebesar Rp 202,34 miliar atau 100 persen terserap dari target rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP). ASDP juga membidik total laba tahun ini sebesar Rp 541,06 miliar atau tumbuh 65,82 persen dari laba pada 2021 sebesar Rp 326,30 miliar.
Sementara dari sisi kinerja operasional, ASDP juga mencatat pertumbuhan yang signifikan setelah menerapkan transformasi layanan digital. Ke depan, kata Shelvy, ASDP mempertimbangkan untuk menerapkan marine operation system (MOS) sehingga seluruh stakeholder terkait mengetahui keberadaan dan kondisi kapal, termasuk penumpang juga mengetahui jadwal kapal.
ASDP juga berencana menggunakan secara optimal internet of things (IoT) di seluruh sistem operasi pelabuhan dengan target selesai pada akhir 2022. "Kami akan terus melakukan berbagai terobosan dan inovasi termasuk dalam hal transformasi layanan digital, yang muaranya adalah kepuasan para pelanggan," ucap Shelvy.
Menteri BUMN Erick Thohir pun memuji transformasi layanan digital melalui Ferizy yang telah dilakukan ASDP sebagai upaya BUMN mengikuti perkembangan zaman.
Menurut Menteri BUMN, dengan Ferizy, ASDP mampu mengatasi persoalan antrean yang telah terjadi bertahun-tahun di layanan penyeberangan, sehingga secara signifikan menghemat biaya logistik dan mendongkrak pergerakan penyeberangan.