Sementara target yang dapat dioperasikan pada 2023 yakni ruas Sigli-Banda Aceh Seksi 1, 5 dan 6, ruas tol Indrapura-Kisaran, ruas tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat, ruas tol Bangkinang-Pangkalan, dan ruas tol Indralaya-Muara Enim seksi Indralaya-Prabumulih.
Pembangunan JTTS didukung oleh pemerintah berupa pendanaan Penyertaan Modal Negara (PMN). Selain itu untuk beberapa ruas konstruksinya mendapatkan pendanaan dari ekuitas dan penerbitan Global Medium Term Notes (GMTN).
Dalam meningkatkan skala perekonomian masyarakat, pada ruas-ruas tol yang dikelola, Koentjoro memastikan Hutama Karya juga berkomitmen dalam melibatkan dan mengutamakan peran masyarakat setempat dan pengusaha lokal (UMKM). Hal tersebut dilakukan dengan memfasilitasi sewa tenant khusus UMKM dengan sistem sewa terjangkau.
Saat ini, ada 21 rest area yang telah beroperasi pada Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar, Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung dan Palembang-Indralaya yang seluruh tenantnya merupakan 100 persen masyarakat setempat dan pengusaha lokal (UMKM). “Keterisian dari UMKM saat ini pada 2022 rata-rata di angka 50 persen dari total yang harapannya di tahun depan akan kami optimalkan rata-rata di angka 60 persen,” jelas Koentjoro.
Koentjoro menambahkan, Hutama Karya juga memperhatikan dan mendorong masyarakat setempat dan pengusaha lokal UMKM dengan melakukan monitoring dan evaluasi. Selain itu juga terus memberikan pelatihan berkala yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas keterampilan masyarakat setempat dan pengusaha lokal.
“Harapannya, dukungan dari Hutama Karya terhadap masyarakat setempat dan pengusaha lokal UMKM dapat mendorong perkembangan perekonomian di kawasan tersebut,” ungkap Koentjoro.