Senin 31 Oct 2022 16:52 WIB

Kuartal III 2022, Bukalapak Kantongi Laba Bersih Rp 3,6 Triliun

Pendapatan Bukalapak pada kuartal ketiga 2022 tumbuh 86 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Logo Bukalapak
Foto: Wikimedia Commons
Logo Bukalapak

EKBIS.CO,  JAKARTA -- PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) terus menunjukkan pertumbuhan yang positif pada tahun ini. Total Processing Value (TPV) selama kuartal ketiga tahun 2022 tumbuh 32 persen menjadi Rp 41,3 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan TPV juga terjadi dari sisi Mitra. Pada kuartal ketiga 2022, TPV Mitra bertambah 23 persen menjadi Rp 19,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Baca Juga

Sepanjang sembilan bulan pertama 2022, TPV Mitra tumbuh 37 persen menjadi Rp 54,7 triliun dari periode yang sama pada tahun lalu. "Pertumbuhan Mitra ini didukung oleh berkembangnya variasi produk dan jasa yang ditawarkan oleh Bukalapak kepada para Mitra. Pada akhir September 2022, jumlah Mitra yang telah terdaftar mencapai 15,2 juta, meningkat dari 11,8 juta pada akhir Desember 2021," kata Sekretaris Perusahaan Teddy Oetomo, Senin (31/10/2022).

Pendapatan Bukalapak pada kuartal ketiga 2022 tumbuh 86 persen menjadi Rp 898 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara pendapatan Bukalapak pada sembilan bulan 2022 meningkat 92 persen menjadi Rp 2.589 miliar dari periode yang sama tahun lalu.

Pendapatan Mitra pada kuartal ketiga 20 22 meningkat 131 persen menjadi Rp 477 miliar. Sedangkan pendapatan Mitra pada sembilan bulan 2022 tumbuh 191 persen dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 1.446 miliar. Kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan Perseroan meningkat dari 43 persen pada kuartal ketiga 3021 menjadi 53 persen pada kuartal ketiga 2022.

Setelah mengalami pertumbuhan pendapatan secara kuartalan yang berkelanjutan, pada kuartal ketiga Perseroan fokus untuk menghasilkan pendapatan dengan biaya yang lebih rendah dan untuk pertama kalinya mencatat margin kontribusi positif.

"Pada kuartal ketiga 2022, Bukalapak berusaha menekan biaya dan insentif serta tetap mendorong tumbuhnya pendapatan," kata Teddy. 

Pada periode sembilan bulan 2022, rasio beban umum dan administrasi (tidak termasuk kompensasi berbasis saham) terhadap TPV membaik menjadi 1,0 persen dibandingkan dengan 1,2 persen pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Margin kontribusi Bukalapak, yang dihitung sebagai laba kotor dikurangi beban penjualan dan pemasaran terhadap TPV, menunjukkan peningkatan dari -0,1 persen pada kuartal ketiga 2021 menjadi 0,1 persen terhadap TPV di kuartal ketiga 2022.

Manajemen perseroan membukukan margin kontribusi positif pada pertama kalinya di kuartal ini. Margin kontribusi Marketplace Bukalapak terhadap TPV Marketplace meningkat dari 0,2 persen di kuartal ketiga 2021 menjadi 0,5 persen di kuartal ketiga 2022. sementara margin kontribusi Mitra terhadap TPV Mitra membaik dari -0,4 persen di kuartal ketiga 2021 menjadi -0,3 persen di kuartal ketiga 2022.

Bukalapak membukukan EBITDA minus Rp 327 miliar pada kuartal ketiga 2022 dengan rasio adjusted EBITDA terhadap TPV menunjukkan peningkatan dari -1,1 persen di kuartal ketiga 2021 menjadi -0,8 persen di kuartal ketiga 2022. Selanjutnya, Bukalapak membukukan laba operasional Rp 3.533 miliar pada sembilan bukan 2p22, atau mengalami peningkatan 391 persen dari rugi operasional Rp 1.216 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

"Peningkatan ini terutama disebabkan oleh laba nilai investasi marked-to-market dari PT Allo Bank Tbk. Oleh karena itu, Perseroan juga mencatat laba bersih Rp 3.618 miliar pada sembilan bulan 2022 atau meningkat 421 persen dari rugi bersih Rp 1.128 miliar pada periode yang sama tahun lalu," jelas Teddy.

Meskipun Perseroan telah mencatat laba bersih pada per September 2022, Perseroan tetap memiliki fokus pada kinerja operasional Perseroan. Oleh karena itu, manajemen Perseroan tetap menggunakan adjusted EBITDA sebagai indikator kinerja Perseroan.

Dengan peningkatan efisiensi yang diiringi oleh pertumbuhan yang kuat, Bukalapak juga memiliki permodalan yang kuat dengan posisi kas Perseroan, termasuk dengan investasi lancar seperti obligasi pemerintah dan reksadana Rp 20,2 triliun pada akhir September 2022.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement