EKBIS.CO, JAKARTA — Kapal peti kemas terbesar, CMA CGM Alexander Von Humboldt kini sudah bisa mengangkut logistik dari dan ke Amerika Serikat (AS) melalui Jakarta International Container Terminal (JICT) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Arif Toha mengatakan dengan adanya kapal berkapasitas 16 ribu TEUs dapat mengefisiensikan logistik.
“Kapal ini tentunya akan meningkatkan efisiensi logistik dari segi harga dan waktu,” kata Arif saat ditemui di Terminal JICT, Senin (31/10/2022).
Arif mengharapkan kargo-kargo yang ada di sekitar Pulau Jawa bisa ke Pelabuhan Tanjung Priok dahulu untuk memanfaatkan kapal terdebut. Selanjutnya logistik menuju Amerika Serikat langsung ke tujuan tanpa harus menuju Singapura.
“Dengan begitu, biaya logistik akan semakin kompetitif sehingga Pelabuhan Tanjung Priok dapat menjadi transshipment di Asia Tenggara,” tutur Arif.
Arif menilai, hal tersebut menjadi peluang besar bagi ekspor Indonesia. Kapal jumbo tersebut dapat mengirimkan barang dengan waktu yang singkat hanya 23 hari dan meminimalkan penanganan transhipment di berbagai pelabuhan.
Dia mengapresiasi kerja sama yang dilayani pelayaran Java South East Asia Express Services atau Java Sea Express Services atau disingkat JAX Services. Layanan tersebut menghubungkan langsung Jakarta dan Amerika Serikat.
“Perkembangan ini untuk memfasilitasi pertumbuhan volume perdagangan antara Indonesia dengan pasar ekspor terbesar kedua untuk mengantisipasi pertumbuhan ekspor dua digit pada akhir 2022,” jelas Arif.
Arif berharap Pelindo dapat terus meningkatkan program-program yang ada baik itu jasa transportasi maupun logistik. Dia menegaskan, program yang ada tidak boleh stagnan harus ada inovasi-inovasi terbaru untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai dengan adanya kapal tersebut membuat Indonesia semakin diminati oleh operator perdagangan internasional. Khususnya dengan memberikan kapal yang relatif besar kapasitasnya dan langsung ke AS.
“Artinya lagi dengan kapal besar dan direct call maka biaya logistik yang kita tanggung semakin murah sehingga daya saing daripada Indonesia mengirimkan barang-barang itu akan lebih murah,” ucap Budi saat meninjau kapal CMA CGM Alexander Von Humboldt di Terminal JICT dalam kesempatan yang sama.
Budi menegaskan semua pihak harus berupaya melakukan upaya untuk menekan angka atau biaya logistik dengan baik. Budi menilai upaya tersebut tidak bisa dilakukan sendiri namun butuh kerja sama operator, shipping liner, dan memaksimalkan antarmoda darat.