EKBIS.CO, CHICAGO -- Harga emas kembali menguat pada akhir perdagangan Jumat waktu Amerika atau Sabtu (12/11/2022) pagi WIB. Kenaikan ini memperpanjang keuntungan sesi sebelumnya dan mencatat kenaikan mingguan terbesar dalam 30 bulan. Kenaikan ini dipicu dolar AS yang terus melemah setelah data inflasi AS menunjukkan tanda-tanda pendinginan.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange, terangkat 15,70 dolar AS atau 0,9 persen, menjadi ditutup pada 1.769,40 dolar AS per ounce.
Harga emas bertahan di level penutupan tertinggi sejak Agustus dan melonjak 92,80 dolar AS atau 5,5 persen untuk minggu ini. Nilai ini adalah kenaikan mingguan terbesar sejak lompatan 6,5 persen selama seminggu hingga 3 April 2020.
Harga emas berjangka melonjak 40 dolar AS atau 2,33 persen menjadi 1.753,70 dolar AS pada Kamis (10/11/2022), setelah jatuh 2,30 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.713,70 dolar AS pada Rabu (9/11/2022).
Harga emas telah meroket sejak Kamis (10/11/2022). Kenaikan ini dipicu inflasi AS mencatat pembacaan tahunan paling lambat dalam sembilan bulan. Kondisi ini meningkatkan spekulasi bahwa Federal Reserve akan mundur dari kenaikan suku bunga agresif yang telah dilakukan sejak Maret, sehingga nilaidolar jatuh.
Dolar AS turun tajam pada Jumat (11/11/2022), karena tanda-tanda perbaikan inflasi AS mendorong selera investor terhadap aset-aset berisiko. Indeks dolar jatuh ke level terendah lebih dari dua bulan pada Jumat ((11/11/2022), dan merosot 4,1 persen untuk minggu ini, terbesar sejak penurunan mingguan 4,8 persen pada Maret 2020.
Analis di platform perdagangan daring OANDA, Craig Erlam, memperkirakan emas akan mencapai 1.800 dolar AS setidaknya setelah melewati resistensi di antara 1.770 dolar AS dan 1.780 dolar AS.
"Bullish emas telah menunggu minggu ini untuk waktu yang lama: seminggu (atau lebih) di mana Fed mengisyaratkan potensi perlambatan kenaikan suku bunga dan data IHK menunjukkan penurunan yang signifikan dan berbasis luas," kata Erlam.