EKBIS.CO, JAKARTA-- Gagasan singkong sebagai tanaman untuk mendukung cadangan pangan strategis yang digagas oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto diamini oleh berbagai kalangan, mulai dari Wesley Kanne Clark, Sr. yang merupakan purnawirawan jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) hingga profesor pertanian Indonesia.
Hal ini mereka utarakan pada gelaran internasional Global Food Security Forum. Wesley yang pernah menjadi Komandan Sekutu Tertinggi Eropa NATO ini mengatakan gagasan mengenai singkong ini merupakan solusi dari masalah pangan dunia atau food security yang kini tengah terjadi.
Krisis pangan dunia terjadi akibat efek pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan diperburuk dengan perang Rusia-Ukraina yang menghambat suplai pangan dunia. Hal ini mengingat kedua negara tersebut merupakan penghasil gandum terbesar dunia.
"Antara kepemimpinan pemerintahan visinya, swasta untuk mengambil langkahnya, lalu mereka pun dibantu untuk melancarkan kreativitas," ujarnya, Rabu (16/11/2022).
Adapun profesor pertanian yang merupakan Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Jember Achmad Subagio mengatakan sejak 2004 dia bertekad untuk meneliti dan mengolah sumber pangan lokal, lalu pilihannya jatuh pada singkong.“Kenapa singkong, karena sumber pangan ini mudah dan banyak ditemukan di Indonesia,” ucapnya.
Subagio menyebut dalam forum itu bahwa Indonesia adalah negara besar dengan pertumbuhan dan pertambahan penduduk yang tinggi dan mereka memerlukan kebutuhan pangan yang besar. Namun, Indonesia tidak bisa hanya bergantung pada beras terlebih apabila terus menerus impor.“Karena itu perlu sumber pangan alternatif yang bisa dijangkau masyarakat,” katanya.
Sebelumnya, Prabowo mengatakan tanaman singkong bisa menjawab tantangan pangan dunia. Prabowo juga mengungkapkan alasan dirinya mengunggulkan tanaman singkong, karena itu adalah tanaman yang efisien. Hal serupa bahkan pernah diutarakan kepada publik oleh pendiri Microsoft Bill Gates. "Singkong bisa menjadi tanaman penyelamat dunia. Indonesia dapat jadi yang terdepan memproduksi, dan menyelesaikan ancaman terhadap ketahanan pangan," tuturnya.