EKBIS.CO, JAKARTA --- Untuk memenuhi permintaan produk alat kesehatan di dalam negeri, PT Oneject Indonesia (Oneject) selaku sister company PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) pekan ini menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Garbe Group di Dussseldorf, Jerman, dalam rangka pembangunan pabrik mould (cetakan) komponen alat kesehatan (alkes).
“Kami mempersiapkan segala hal berkaitan dengan rencana pembangunan pabrik mould komponen alat-alat kesehatan (alkes) berbasis plastik (injection), yang disepakati dimulai awal tahun 2023 dan ditargetkan selesai pada awal tahun 2024,” ujar CEO PT Oneject Indonesia Jahja T Tjahjana dalam siaran pers, Sabtu (19/11/2022).
Nota kesepahaman yang ditandatangani di sela-sela penyelenggaraan pameran kesehatan “Medica” tersebut bertujuan membangun pabrik mould (cetakan) komponen alat kesehatan untuk produksi komponen-komponen alat kesehatan berbasis plastik di Cikarang, Bekasi, Indonesia, yang akan menjadi pusat suplai mould alat kesehatan di Indonesia dengan standar mutakhir.
Produksi mould alkes direncanakan beroperasi pada tahun 2024, dengan kapasitas produksi tahun pertama berkisar antara 100 sampai 150 unit mould (cetakan). Setiap tahun kapasitas produksi akan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan pasar.
Kerjasama ini akan berlaku sebagai kemitraan strategis dengan mempertimbangkan selama ini Oneject sudah lama bermitra dengan PWF–Garbe Group. “Melalui kesepakatan ini pembangunan pabrik baru kolaborasi Indonesia–Jerman ini akan dimiliki secara mayoritas oleh Oneject dengan kepemilikan saham 51 persen dan PWF–Garbe 49 persen. Nilai investasi awal yang ditanamkan dalam kerja sama ini Rp 100 miliar, yang dialokasikan untuk pembelian mesin-mesin,” tuturnya usai menandatangani nota kesepahaman kedua pihak tersebut.
Dalam kesempatan sama, Direktur Keuangan dan Sekretaris Korporat IRRA Nanan Meinanta Lasahido menyampaikan, pendirian pabrik baru yang diinisiasi oleh Oneject adalah untuk memenuhi permintaan pemerintah yang mengharapkan produk alat-alat kesehatan dapat dipenuhi dari dalam negeri, sehingga ketergantungan impornya dapat ditekan.
“Saat meresmikan beroperasinya pabrik kedua Oneject di Cikarang beberapa waktu yang lalu, Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan agar industri alat-alat kesehatan lebih banyak dipenuhi dari dalam negeri, sehingga Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) akan lebih tinggi,” ujar Nanan.
Mengapa memilih Jerman sebagai mitra? Ini karena Jerman dikenal sebagai negara yang terbaik dalam teknologi metalurgi, termasuk dalam penguasaan teknologi di bidang alat-alat kesehatan.
Terlebih kualifikasi produk alat-alat kesehatan seperti alat suntik sekali pakai, membutuhkan tingkat presisi yang sangat tinggi berbeda dengan produk lain. Hal tersebut yang menjadikan harga satu jenis mesin mould (cetakan) buatan Jerman di atas Rp 5 miliar berbeda jauh dengan produk sejenis buatan Cina yang kisarannya di bawah Rp 1 miliar.
''Hal tersebut yang membedakan dalam hal kualitas, jaminan suku cadang (spare part), layanan purna jual (after sales service), serta supervisi tenaga ahli dari Jerman, sangat bertolak belakang dengan produk serupa yang selama ini diimpor dari Tiongkok,” papar Jahja.
Dia juga menegaskan, produk dari pabrik ini seluruhnya diprioritaskan guna memenuhi kebutuhan pencetakan di dalam negeri. Maka, ketika tahun depan pabrik selesai dibangun dan produksi mould rencananya dimulai tahun 2024, pihaknya siap bermitra dengan pabrik-pabrik alkes industri berskala kecil dan menengah yang selama ini membutuhkan cetakan namun tidak mampu membeli, mengingat harga cetakan yang rata-rata di atas Rp 1 miliar.
''Pabrik kami terbuka bekerja sama dengan pabrikan kecil alat-alat kesehatan (alkes) yang jumlahnya akan mencapai puluhan bahkan ratusan unit, guna memenuhi kebutuhan peralatan atau komponen alat-alat kesehatan di dalam negeri,'' kata dia.