EKBIS.CO, JAKARTA -- Anggaran Bank Indonesia (BI) 2022 tercatat surplus Rp 22,87 triliun per September dan surplus diperkirakan Rp 13,02 triliun pada akhir tahun ini. Surplus per September didapat dari selisih penerimaan yang mencapai Rp83,23 triliun dengan pengeluaran sebesar Rp 60,36 triliun
"Sejumlah anggaran pengeluaran masih akan terus dalam proses pembayaran hingga akhir tahun ini," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (21/11/2022).
Ia memerinci, anggaran BI 2022 meliputi anggaran kebijakan yang mencatat surplus Rp10,65 triliun dan anggaran operasional yang juga surplus Rp 12,21 triliun.
Surplus anggaran kebijakan berasal dari penerimaan yang lebih besar yakni Rp 61,41 triliun dibandingkan pengeluaran Rp 50,75 triliun. Begitu pula dengan surplus yang diraih dalam anggaran operasional karena besarnya penerimaan yakni Rp 21,82 triliun dibandingkan pengeluaran Rp 9,6 triliun.
Perry menyebutkan realisasi penerimaan anggaran operasional berasal dari hasil pengelolaan aset valuta asing (valas) Rp 21,75 triliun, operasional kegiatan pendukung Rp10 miliar, serta penerimaan administrasi Rp 55 miliar.
Sementara realisasi pengeluaran anggaran operasional terdiri dari gaji dan penghasilan lainnya Rp 3,15 triliun, manajemen sumber daya manusia Rp2,56 triliun, logistik Rp1,32 triliun, serta penyelenggaraan operasional kegiatan pendukung Rp1 triliun.
Selanjutnya untuk program sosial BI dan pemberdayaan sektor riil dan UMKM telah terealisasi Rp 650 miliar, pajak Rp899 miliar, serta cadangan anggaran belum terealisasi. "Rendahnya realisasi program sosial BI dan pembiayaan sektor riil dan UMKM karena masih adanya Covid-19. Ini akan terus kami tingkatkan hingga akhir tahun," kata Perry.