EKBIS.CO, JAKARTA-- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) meminta masyarakat hati-hati menyimpan dolar AS di Singapura dan Thailand. Hal ini dikarenakan Singapura hanya menjamin jika uang dolar AS dikonversi ke Singapura, sama seperti Thailand akan menjamin jika dikonversi ke mata uang lokal.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan nilai simpanan yang dijamin LPS jauh lebih tinggi, baik secara nominal maupun secara relatif terhadap produk domestik bruto per kapita, dibandingkan otoritas penjaminan simpanan di Singapura dan Thailand.
“Indonesia menjamin simpanan dalam mata uang asing, termasuk dalam dolar AS, sedangkan Thailand dan Singapura tidak menjamin simpanan dalam mata uang asing,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Rabu (7/12/2022).
Purbaya menyebut fundamental ekonomi Indonesia lebih baik dibandingkan Singapura dan Thailand. Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi, inflasi yang lebih rendah, dan debt-to-GDP ratio lebih rendah daripada Indonesia dan Thailand.
“Kalau kita lihat Singapura per kuartal III (2022) tumbuh 4,1 persen, kita (Indonesia) 5,7 persen. Inflasi kita 5,2 persen, Singapura inflasinya tinggi 7,3 persen, Thailand juga (7,3 persen),” ucapnya.
LPS melaporkan suku bunga pasar valuta asing naik menjadi 1,37 persen per November 2022. Adapun kenaikan ini merespons untuk mengatasi gejolak inflasi global, khususnya di negara maju.
"Permintaan valas domestik untuk mendanai kredit meningkat signifikan seiring surplus neraca perdagangan nasional yang mencetak positif. Kurva permintaan pasar yang bergeser ke kanan turut mengerek suku bunga simpanan valas domestik," ucapnya.