EKBIS.CO, JAKARTA – Cadangan beras di Bulog kian menipis. Badan Pangan Nasional (NFA) mencatat total cangan beras Bulog hanya tersisa 494,2 ribu ton. Sementara, operasi pasar Bulog mesti terus dilakukan untuk meredam gejolak harga di akhir tahun.
Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, menjelaskan, jika dilihat lebih detail stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang digunakan untuk operasi pasar hanya 295,3 ribu ton sedangkan sisanya 198,8 ribu ton merupakan beras komersial.
Arief menuturkan, lantaran stok CBP untuk operasi pasar kian menipis, pemerintah akan mengkonversi stok beras komersial di Bulog menjadi CBP sehingga seluruh cadangan beras di Bulog dapat digunakan untuk operasi pasar.
"Kami sudah bersurat untuk mendorong stok komersial itu bisa dikonversi menjadi CBP sehinga bisa melakukan intervensi," kata Arief dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR, Rabu (7/12/2022).
Lebih lanjut, dia menuturkan tren operasi pasar beras sejak Agustus memang cukup besar yakni mencapai 150 ribu ton hingga 200 ribu ton per bulan dari sebelumnya di kisaran kurang dari 50 ribu ton. Adapun, per 5 Desember volume operasi pasar sudah mencapai 32 ribu ton.
Ketua Komisi IV, Sudin, lantas mempertanyakan janji Kementerian Pertanian yang akan menyediakan beras sebanyak 600 ribu ton dalam enam hari untuk Bulog. Itu berdasarkan kesepakatan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada 23 November 2022 lalu.
"Berarti yang anda katakan (Kementerian Pertanian) ini tidak valid. Waktu itu saya berikan ke Direktur Jenderal Tanaman Pangan anda maunya (janji) apa," katanya.
Menjawab Sudin, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Suwandi bersikukuh data 600 ribu ton beras itu tersedia dan telah divalidasi ke 2.200 penggilingan.
Dia menuturkan, telah memastikan kepada setiap penggilingan stok serta rencana giling hingga akhir Desember sehingga diperoleh total data sebanyak 600 ribu ton.