EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perlambatan kinerja ekspor masih terus terjadi hingga November 2022. Menurut Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah, tren perlambatan ini sudah terjadi sejak Juli 2022.
Berdasarkan rilis data BPS, ekspor bulan November 2022 tercatat mencapai 24,14 miliar dolar AS, naik 5,58 persen secara year-on-year (yoy) jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 22,85 miliar dolar AS.
"Namun pertumbuhan sebesar 5,58 persen di bulan November 2022 ini merupakan pertumbuhan secara yoy yang terendah sejak November 2020," kata Habibullah dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (15/12/2022).
Berdasarkan komposisinya, ekspor migas turun dari 1,34 miliar dolar AS menjadi 1,14 miliar dolar AS atau turun sebesar 15,23 persen yoy. Untuk ekspor nonmigas bulan november 2022 terjadi kenaikan 6,88 persen yoy atau secara nilai naik dari 21,51 miliar dolar AS menjadi 22,99 miliar dolar AS.
Secara month to month (mtm), nilai ekspor bulan November 2022 mencapai turun 2,46 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Ekspor migas turun 11,85 persen dari 1,29 miliar dolar AS menjadi 1,14 miliar dolar AS. Sementara ekspor non migas turun 1,94 persen dari 23,44 miliar dolar AS menjadi 22,99 miliar dolar AS.
Penurunan ekspor nonmigas sebesar dari bulan sebelumnya disebabkan beberapa peran komoditas antara lain lemak dan minyak hewan yang turun 16,62 persen. Selain itu, penurunan juga terjadi pada bahan bakar mineral sebesar 4,30 persen serta kendaraan dan bagiannya turun 13,08 persen.
Penurunan ekspor nonmigas ini merupakan kelanjutan penurunan yang juga terjadi pada bulan sebelumnya. Pada bulan Oktober 2022, ekspor nonmigas turun 0,14 persen dibandingkan September 2022. Penurunan ekspor nonmigas pada tiga bulan terakhir ini terjadi baik dari sisi nilai maupun volume.
Pada saat yg sama, ekspor migas juga mengalami penurunan sebesar 11,85 persen didorong oleh penurunan hasil minyak yang turun sebesar 24,42 persen dan volume turun 22,84 persen. Minyak mentah turun 32,65 persen dan diikuti volumenya yang turun 31,91 persen.
Demikian juga untuk gas turun 3,75 persen, namun volumenya mengalami kenaikan 0,24 persen. "Pada 2021 dan 2022, pertumbuhan ekspor bulan November memiliki pola yang sama dibandingkan bulan Oktober yaitu mengalami penurunan secara mtm," jelas Habibullah.